Sharing Seleksi Wawancara Fulbright

Setelah submit aplikasi di akhir-akhir menjelang deadline penutupan beasiswa tanggal 15 April 2016, akhirnya berita gembira datang juga. Setelah menunggu selama kurang lebih 5 bulan, akhirnya pada 1 Agustus 2016 surat elektronik dari Aminef masuk di email saya. Intinya menyatakan bahwa saya lolos administrasi dan masuk tahap wawancara. Email ini juga memberitahu bahwa wawancara akan dilakukan pada 10 Agustus 2016.

Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan. Satu tahap sudah dilewati. Saatnya mempersiapkan langkah kedua yaitu seleksi wawancara. Tahap ini tentu akan berjalan semakin ketat. Karena wawancara adalah sesi konfirmasi dari apa yang pernah kita tulis dalam aplikasi, essay dan berkas lainnya. Belum lagi yang lolos pada tahap ini tentu mereka yang kualitasnya diatas rata-rata aplikan lain, setidaknya secara administratif.

Catatan pertama dari saya untuk tahap ini adalah kuasai materi aplikasi kita di tahap administratif. Pastikan semua berkas yang pernah dikirim sudah difotokopi untuk bukti dan referensi. Waktu itu ada satu berkas rekomendasi dari Pa Dibyo yang lupa saya fotokopi, sementara yang asli sudah dikirim ke Aminef. Akhirnya minta lagi rekomendasi ke Pa Dibyo sekali lagi.

Sebagai informasi dalam proses wawancara akan ada panel yang terdiri dari 4 orang, yang terdiri dari perwakilan Aminef, perwakilan Fulbright USA, alumni Fulbright di Indonesia, dan Fulbrighter dari AS yang sedang di Indonesia. Secara asal panel terdiri dari 2 orang indonesia dan 2 orang AS. Saya beruntung waktu itu ada salah satu panel mahasiswa pascasarjana fulbright dari AS yang sedang mengadakan penelitian di Malang. Dia pernah bersinggungan dengan UM Malang sehingga tahu banyak aktifitas Muhammadiyah.

Wawancara Fulbright kali ini adalah interview ke tiga yang saya ikuti selama proses hunting beasiswa. Sebelumnya saya dua kali lolos sampai tahap interview di proses seleksi beasiswa LPDP. Sayang saya belum diberikan kepercayaan untuk sekolah dengan beasiswa tersebut. Untuk beasiswa AAS, meski sudah 3 kali daftar, saya belum pernah sekalipun lolos hingga tahap waaancara karena selalu gugur di tahap administrasi. Karenanya kesempatan wawancara ketiga ini adalah peluang emas bagi saya. Harus dimaksimalkan sebaik mungkin.

Meski sudah kali ketiga ikut seleksi wawancara, namun perasaan Nervous tetap saja akan kita alami. Karena setiap sesi wawancara suasana batinnya berbeda. Apalagi waktu itu sesi wawancara saya jadwalnya lebih cepat, karena ada peserta yang terlambat sehingga wawancara saya berjalan lebih cepat dari waktu yang dijadwalkan. Saat dikonfirmasi oleh staff Aminef, saya sedang berpacu diatas 'kuda besi' Mio warna biru saya menuju gedung intiland.

Sebelum proses wawancara saya berdoa supaya diberi kelancaran. Bahkan beberapa hari sebelumnya saya juga sempat meminta restu kepada Ibu. Ibu saya bilang ia sudah mintakan doa ke warga pengajian di rumah. Restu ibu dan keluarga serta meluruskan niat beasiswa untuk belajar adalah jurus faktor X untuk keberhasilan hunting beasiswa.

Catatan kedua saya adalah bahwa dalam hal apapun penting sekali untuk bersikap tenang dan santai. Dan yang paling penting adalah jadilah diri sendiri. Kita duduk di kursi panas wawancara bukan untuk 'bluffing' atau mengarang indah. Namun untuk mengeksplorasi dan mengkonfirmasi dokumen yang sudah  diserahkan. Maka itu selain menguasai essay dan bidang yang ingin dikembangkan, menjawab dengan jujur dan menunjukkan diri sendiri adalah hal yang maha penting lagi.

Dalam proses wawancara ada daftar pertanyaan khusus dan tersendiri yang jamak diajukan. Berikut beberapa pertanyaan yang biasanya keluar saat wawancara:
  1. Siapa kita? jelaskan! (Eksplorasi konsep diri)
  2. Jelaskan latar belakang pendidikan dan keluarga?
  3. Apa bidang yang sedang digeluti saat ini?
  4. Ceritakan apa kontribusi yang sudah dihasilkan/diberikan dalam bidang yang digeluti saat ini?
  5. Mengapa ingin sekolah? Apa motivasinya? Apa yang ingin dipelajari?
  6. Apa arti melanjutkan kuliah bagi anda dan karir?
  7. Mengapa bidang atau konsentrasi yang diambil nanti penting bagi Indonesia?
  8. Apa yang akan dilakukan setelah kembali ke Indonesia?
  9. Bagaimana kaitan pengalaman sekolah sebelumnya dengan kesiapan menerima beban S2 nanti?
  10. Pertanyaan lain yang spesifik dengan essay kita.
Dalam wawancara ini pertanyaan nomer 9 sempat diperdalam oleh panel karena kuliah S1 saya yang molor hingga 8 tahun. Panel agak ragu saya bisa memenuhi beban beasiswa kalo S1 saja molor. Namun saya jelaskan bahwa dulu saya kuliah dengan penuh keterbatasan hingga harus membagi waktu antara kuliah, aktif di organisasi dan bertahan hidup di jakarta dengan bekerja sambilan. Saya juga sampaikan bahwa di keluarga tradisi sekolah sampai kuliah itu relatif baru.

Dalam menjawab pertanyaan sebisa mungkin kita jawab secara langsung to the poin pertanyaan-pertanyaan itu. Eksplorasi jawaban dan penjelasan tentu juga penting. Namun jangan menyampaikan apa yang tidak kita lakukan karena biasanya jawaban kita yang ngambang akan dikejar dengan pertanyaan lain yang lebih spesifik. Tunjukkan bahwa kita punya motivasi yang kuat dan siap belajar lagi serta punya keinginan untuk melanjutkan kontribusi kepada masyarakat.

Saran saya sih banyak berdoa dan tarik napas serta sampaikan jawaban setenang mungkin. Karena sebaik apapun jawaban kita kalo menyampaikan dengan tidak tenang maka artikulasinya jadi kurang bagus. Dan ingat kita akan menjawab dalam bahasa Inggris, ketenangan akan sangat membantu biar jawaban nggak belepotan.

Alhamdulillah proses wawancara saya waktu itu berjalan dengan baik dan lancar. Panel wawancara bertanya dengan ramah dan spesifik. Wawancara saya berlangsung lebih lama dan detail. Lama diwawancara itu sebetulnya bagus selama kita bisa menjawab dengan baik seluruh pertanyaan. Itu tandanya panel tertarik dan respect terhadap isu kita. Asal jangan lama karena tidak bisa jawab hehehehe.

Setelah melakukan semua persiapan dan waktu wawancara semakin mendekat, usahakan untuk tetap rileks. Just let it go, biarkan proses wawancara berjalan mengalir karena toh persiapan sudah dilakukan. Lakukan yang bisa dilakukan dan serahkan keputusan akhir wawancara apapun hasilnya.

Selamat berjuang di sesi wawancara!

Post a Comment

Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung