Bagaimana etika berita bohong dalam islam? Bagaimana kita bersikap saat menerima berita bohong yang menyesatkan? Apa yang harus dilakukan untuk menangkal Hoax? Dan apa etika dalam islam yang dianjurkan untuk menghadapi berita bohong?

Sebagai umat, kita harus memperkuat kapasitas untuk bisa melakukan tabayun dan mengkritisi berita yang kita dapatkan. Jangan sampai menjadi bagian dari fitnah akhir zaman, dan kita terjebak memperpanjang lingkaran setan kekeliruan hoax dan peristwa meresahkan.

Semoga bisa!!




Teks Khutbah Jumat Lengkap
6 Agustus 2021 Infodemik dan Akhlak Bermedia Sosial

 إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعلى آله وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَيُّهَا الحَاضِرُون اتَّقُوْا اللهَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
 أَمَّا بَعْدُ 

Hadirin jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah, 

Puji syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah swt, alhamdulillah pada hari Jumat siang ini, kita bisamelaksanakan ibadah shalat Jumat secara online dalam keadaan sehat wa al-‘afiat. 

Mari kita berdoa kepada Allah ﷻ, agar kita semua diberikan kekuatan dan keselamatan di masa pandemi Covid-19 dan diberikan kesempatan untuk merasakan kehidupan normal seperti biasanya di masa yang akan datang. Amin ya rabbal alamin. 

Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad ﷺ, yang telah menyampaikan risalah dan ajaran Islam. Semoga kita diberikan ketabahaan dan kekuatan untuk dapat mengikuti segala sunnanya. 

Dari atas mimbar khatib berwasiat kepada diri khatib sendiri, dan kepada kita semua, agar senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan berusaha melaksanakan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh larangannya. 

Hadirin sidng jumat yang dirahmati Allah, 

Indonesia termasuk yang sangat aktif di media sosial. Data We are Social tahun 2020 menunjukkan Indonesia termasuk negara dengan pengguna internet tertinggi di dunia. Dengan penduduk 275 juta jiwa, kepemilikan HP di Indonesia berada pada angka 345 juta dan ada lebih dari 200 juta orang yang menggunakan internet. 170 juta orang aktif menggunakan media sosial. 

Orang Indonesia rata-rata menggunakan hampir 9 jam untuk berinternet setiap harinya. Dari sekian waktu itu 3 jam lebih untuk bersosmed. 2-3 jam untuk nonton broadcast atau streaming, 1,5 jam untuk baca berita, dan 1,5 jam lain untuk mendengarkan music. Indonesia adalah negara dengan netizen paling banyak dan paling meriah di seantero jagad ini. Tidak heran jika skala penggunaan media sosial di Indonesia begitu besar, ada banyak hal yang bisa viral dari Indonesia.  

Hadirin rahimakumullah

Tingginya penggunaan media sosial dan teknologi di Indonesia membawa dampak positif dan negative. Dampak Positifnya adalah semakin cepatnya perubahan dan integrasi dan migrasi dengan dunia digital terhadap. Apalagi saat kita mengalami pandemi di Sebagian besar masyarakat menghabiskan waktunya di rumah. Penggunaan media sosial dan internet meningkat semakin tajam. Data kominfo menyatakan penggunaan internet di permukiman dan meningkat sekitar 30 hingga 40 persen. Bahkan di daerah tertinggal sekalipun penggunaan internet meningkat sebesar 23 persen. 

Dampak positifnya adalah kita bisa lebih produktif dan bisa lebih tersambung dan dapat berkomunikasi dengan orang yang nun jauh disana. Kita berdiskusi dan ngobrol secara virtual dengan teman sesama desa, kota atau negara bahkan dengan teman dari mancanegara dengan kualitas dan proses yang begitu mudahnya. Contoh kongrit adalah forum yang kita lakukan semenjak pandemic untuk melaksanakan ibadah berjamaah secara virtual baik itu shalat jumat online, idul fitri, idul adha hingga shalat gerhana virtual adalah diantara dampak positif kemajuan teknologi yang harus kita syukuri. 

Kehadiran media sosial semakin semakin penting bahkan telah menjadi sumber berita paling tidak tepercaya secara global sejak 2016. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa lebih dari 50 persen pengguna internet di 24 negara berbeda menggunakan jejaring sosial sebagai cara untuk tetap up to date. Pada saat yang sama, media sosial juga (kadang tidak bijaksana) digunakan untuk memverifikasi keakuratan berita online. 

Hadirin rahimakumullah 

Merebaknya kemajuan teknologi juga membawa dampak negatif. Salah satu sifat dasar penggunaan medsos adalah kebebasan berekspresi, demokratis dan disertai melimpahnya konten dan informasi. Sementara itu kita sama-sama tahu konten dalam media sosial tidak semuanya baik, kita bisa melihat konten buruk berhamburan di internet dari mulai konten kekerasan, pornografi, hoaks, dan konten lain yang tidak bermanfaat ataupun bahkan merugikan dan meresahkan masyarakat. 

Kita lihat di media banyak sekali Misinformasi, Disiniformasi atau Malinformasi. Data Kemenkominfo menyebutkan bahwa ada sekitar 800.000 situs di Indonesia yang terindikasi sebagai penyebar informasi palsu. Setidaknya 30% sampai hampir 60% orang Indonesia terpapar hoaks saat mengakses dan berkomunikasi melalui dunia maya. 

Kebanyakan hoaks yang ditemukan terkait isu politik, kesehatan dan agama. Para pengamat menyebutnya era post truth, fake news atau secara pandemic ini WHO disebut infodemic. Yaitu situasi dimana terlalu banyaknya informasi palsu atau menyesatkan di lingkungan digital dan fisik selama pandemik, yang menyebabkan kebingungan dan perilaku pengambilan risiko yang dapat membahayakan kesehatan. 

Hadirin Rahimakumullah

Fenomena ini semakin mengkhawatirkan karena masyarakat belum sepenuhnya siap menghadapi berbagai kesimpangsiuran yang ada di media sosial. Menurut survei Kominfo dan Katadata hanya 21% sampai 36% saja yang mampu mengenali hoaks dan mana yang bukan. Survey yang sama menunjukkan bahwa literasi digital masyarakat Indonesia hanya berada pada skor 3,47 dari maksimal 5 poin, masih berada pada level menengah. Luasnya penggunaan dan akses internet belum diiringi dengan kemampuan masyarakat dalam mengolah informasi dan berpikir kritis. 

Faktor lain juga karena masyarakat yang terlalu cemas, ingin mengikuti trend, ingin dianggap paling update, atau karena memang terlalu banyak waktu luang dan kurang kerjaan di rumah. Hanya dengan membaca judul yang provaktif, seringkali kita buru-buru membagikan ke khalayak yang lain tanpa membacanya dengan seksama. Kredo bahwa sharing is caring menjadi jargon banyak orang seakan-akan semua informasi yang didapat harus dishare ke yang lain seluas-luasnya. 

Meskipun Sebagian ada juga kelompok masyarakat yang menjadikan hoax, misinformasi, disinformasi dan malinformasi sebagai mata pencahariaan. Dibayar untuk menggemparkan dan mengalihkan isu atau melindungi citra pihak-pihak tertentu. 

Hadirin rahmiakumullah

Di tengah badai informasi, hoaks dan berbagai fitnah dan berita bohong ini tentinya kita sebagai masyarakat perlu memperkuat diri kita agar mampu menghadapi hoaks dan informasi salah yang banyak sekali beredar di grup-grup media sosial kita. 

Ulama dan organisasi sial sudah merumuskan berbagai prinsip tersebut. Salah satu contoh adalah Muhammadiyah yang menginisiasi fikih informasi untuk menyikapi d penggunaan teknologi dan informasi secara santun dan beradab. 

Beberapa hal yang bisa kita perhatikan diantaranya adalah:  

Pertama, prinsip lain yang harus kita pegang adalah teliti dan melakukan rechecking atas informasi yang kita dapatkan. Dalam QS Al-Hujarat ayat 6 disebutkan panduan bagaimana etika serta tata cara menyikapi sebuah berita yang kita terima. 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ 

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS Al-Hujurat: 6) 

Kita seringkali mendapat sebaran berita yang kita sendiri tidak bisa memastikan keakuratan berita tersebut lalu kita menyebarkannya kepada khalayak. Ayat ini memerintahkan untuk mengecek Kembali informasi yang kita terima. 

Dalam ayat lain Al-Qur’an sebagai berikut: 

إِذْ تَلَقَّوْنَهُ بِأَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُولُونَ بِأَفْوَاهِكُمْ مَا لَيْسَ لَكُمْ بِهِ عِلْمٌ وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمٌ

Artinya: “(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar.” (QS An-Nur: 15). 

Ayat di atas melarang kita untuk menyebarkan informasi yang kita tidak mengetahui keakuratan berita tersebut secara pasti. Kadang kita menganggap sebagai masalah yang remeh-temeh, tapi di hadapan Allah, masalah yang seperti ini menjadi sangat besar. Karena bisa menyebabkan fitnah dan huru hara. 

Hadirin rahimakumullah 

Yang kedua, Islam juga mengajarkan kepada kita untuk menjaga lisan dan perbuatan.  Seperti bunyi hadits riwayat Imam al-Bukhari:

 وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَــقُلْ خَـيْرًا أَوْ لِيَـصـمُــتْ 

“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam.” 

Dalam hadist Rasulullah ﷺ bersabda:

المُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ، وَالمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ 

Artinya: “Orang Islam adalah orang yang orang-orang muslim lain selamat atas perilaku buruk lisan dan tangannya. Sedangkan orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah” (HR Bukhari). 

Oleh karena itu, sebagai muslim seharusnya kita menjaga mulut dan tangan kita agar orang-orang lain semuanya merasa nyaman dengan sikap kita termasuk dalam bermedia sosial. Kita perlu menjaga dan menahan diri kita untuk tidak menyakiti orang lain. Apalagi bagi semua anak bangsa Indonesia. Kita tidak patut berpecah belah. Jangan sampai kita mudah dipancing dan diprovokasi oleh berita-berita bohong atau tidak tepat yang menjadikan kita bercerai berai. 

Dalam bermedsos kita harus berhati-hati dan memikirkan ulang apapun yang kita respon dalam setiap postingan yang kita miliki. Karena jika lisan adalah pedang yang bisa menyakit banyak orang, maka apapun yang kita sampaikan di medsos adalah lisan lain di masa kekinian yang harus kita jaga dengan sebaik-baiknya. 

Ini lah salah satu ciri-ciri orang yang berilmu dan berakhlak Bisyr bin Harits yang mengatakan: 

مَنِ ازْدَادَ عِلْمًا وَلَمْ يَزْدَدْ وَرَعًا؛ لَمْ يَزْدَدْ مِنَ اللهِ إِلَّا بُعْد 

Artinya: “Barangsiapa yang bertambah ilmunya namun tidak bertambah kehati-hatiannya, maka tidak akan bertambah dari Allah (untuknya) kecuali semakin jauh (dari Allah)” (Al-Mujalasah wa Jawahirul Ilm, juz 4, hal. 107). 

Hadhirin hafidhakumullah, 

Terkait dengan akhlak bermedsos juga Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah mengeluarkan fatwa, yakni Fatwa MUI No 24 Tahun 2017 mengenai Hukum dan Pedoman Bermuamalah Melalui Media Sosial. Dalam fatwa itu, ada lima poin larangan menggunakan medsos: 

  1. Melakukan ghibah, fitnah, namimah (adu-domba), dan menyebarkan permusuhan. 
  2. Melakukan bullying, ujaran kebencian, dan permusuhan berdasarkan suku, ras, atau antara golongan. 
  3. Menyebarkan hoax serta informasi bohong meskipun dengan tujuan baik, seperti info tentang kematian orang yang masih hidup.
  4. Menyebarkan materi pornografi, kemaksiatan, dan segala yang terlarang secara syari.
  5. Menyebarkan konten yang benar tetapi tidak sesuai dengan tempat atau waktunya. 
Dalam kehidupan nyata apalagi di medsos yang bisa menybar kemana-mana, Kita tidak boleh merendahkan dan memaki keyakinan orang lain karena berbeda "memaki sembahan yang mereka sembah selain Allah karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas" (QS An-Nur: 4).

 وَالَّذِيْنَ يَرْمُوْنَ الْمُحْصَنٰتِ ثُمَّ لَمْ يَأْتُوْا بِاَرْبَعَةِ شُهَدَاۤءَ فَاجْلِدُوْهُمْ ثَمٰنِيْنَ جَلْدَةً وَّلَا تَقْبَلُوْا لَهُمْ شَهَادَةً اَبَدًاۚ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ ۙ 4. 

Artinya "Dan orang-orang yang menuduh perempuan-perempuan yang baik (berzina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka delapan puluh kali, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka untuk selama-lamanya. Mereka itulah orang-orang yang fasik, Dan, juga diminta untuk tidak mengolok-olok yang lain, meskipun orang itu berbeda pendapat" (QS Al-Hujarat: 11).

 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ 11. 

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. 

Jadi, kebebasan berekspresi yang digunakan kita harus menjaga diri kita agar tidak mengumbar kebencian dan permusuhan yang jelas-jelas dilarang dalam Islam. 

Hadirin rahimakumullah 

Inilah beberapa poin yang perlu kita perhatikan dalam dan etika dlaam bermedia dalam Islam. Penting bagi kita melakukan tabayun dan bertanya kepada diri sendiri apakah informasi yang kita dapat ini akurat? Bermanfaat dan tidak akan menimbulkan kemadhorotan. Sebelum kita membagikan kepada yang lain. Semoga kita terlindung dari perbuatan yang merugikan orang lain dan akan kita sesali setelahnya.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ 

Khutbah II 
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا.

 أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،

 اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى  مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ  إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

 اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. 

فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Post a Comment

Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung