Apa itu rokok?

Rokok adalah produk tembakau yang digulung dalam kertas berbentuk silinder dengan diameter antara 70 -120 mm dengan panjang kurang lebih 90 mm disertai dengan atau tanpa busa penyaring (filter) yang dikonsumsi dengan cara dibakar dan kemudian dihisap asapnya. 


Bahan baku rokok adalah tembakau yang sudah melalui berbagai macam proses dari mulai perajangan, pengeringan dan penambahan dengan berbagai zat lainnya. 


Rokok merupakan salah satu produk tembakau selain cerutu, bidis, snuff, tembakau pipa, guthka, shisha dan produk lainnya. Satu kesamaan dengan produk tembakau lainnya adalah cara konsumsinya yang melalui pembakaran dan kemudiaan asapnya dihisap melalui mulut ke paru-paru. 


Beberapa peneliti sepakat menyebut rokok ataupun produk tembakau lainnya sebagai alat penghantar nikotin (nicotine delivery devices).


Kandungan rokok


Rokok mengandung 7.000 zat kimia yang 69 diantaranya adalah bersifat karsinogenik (penyebab kanker). Diantara kandungan rokok adalah beberapa zat berbahaya tidak layak konsumsi yang juga dipakai untuk bahan baku barang-barang lain seperti:


- Aseton, bahan baku cat 

- Asetilena, bahan baku pemantik atau korek api

- Arsenik, bahan baku racun hewan

- Benzene atau Bensol, dipakai sebagai bahan bakar

- Kadmium, bahan baku batu batre

- Karbon Monoksida, seperti ditemukan dari polusi asap kendaraan

- DDT, bahan baku racun serangga

- Formaldehida, bahan pengawet mayat

- Hidrogen Sianida, bahan baku plastik an racun serangga 

- Metanol, alkohol kayu atau metil alkohol dipakai sebagai bahan bakar pesawat luar angkasa, pesawat roket

- Nikotin, zat adiktif  yang juga dipakai sebagai racun serangga

- Phenol, pembersih dan disinfektan untuk toilet

- Tar, atau Ter bahan baku pelengket atau pengeras jalan (aspal)


Selain karena kandungannya yang berbahaya, rokok juga berisiko karena proses konsumsinya melalui pembakaran yang menghasilkan karbon monoksida dan berbahaya bagi kesehatan. 


Sejarah Penggunaan Rokok


Sebelum ditemukannya Rokok, orang mengkonsumsi tembakau dengan dikunyah atau dengan memakai pipa. Rokok yang digulung kertas pertama kali ditemukan para tentara di Turki dan Mesir pada tahun 1832. 


Dari sejak itu penggunaan hand rolled cigarette menjadi lebih popular, hingga Perancis mendirikan monopoli produksi rokok dan pada 1843. Fenomena ini berlanjut saat Phillip Morris juga mulai menjual rokok di London pada tahun 1847. Mereka kemudian memproduksi dan menjual rokok buatan sendiri pada tahun 1854 di Old Bond Street yang kemudian kawasan ini menjadi pusat penjualan rokok. 


Perubahan besar terjadi saat revolusi industry, dimana James A. Bonsack mempatenkan penemuan mesin pembuat rokok (Bonsack Cigarette Machine) pada tahun 1881. Mesin ini mampu merevolusi cara pembuatan rokok menjadi lebih massif yang memungkinkan biaya produksi bisa lebih rendah sehingga rokok bisa dijual dengan harga yang lebih murah. 


Pada saat itu tenaga manusia paling mahir sekalipun hanya bisa memproduksi paling banyak 3.000 batang rokok setiap harinya, sementara mesin Bonsack mampu membuat 120.000 batang rokok dalam sehari, 40 kali lebih banyak, sebuah efisiensi yang luar biasa. 


Sejak penemuan mesin produksi Bonsack inilah kemudian rokok dengan mudah mampu jauh mengungguli produk tembakau lain dari segi popularitas, produksi serta konsumsinya. Salah satu tonggaknya adalah berdirinya berbagai perusahaan rokok yang kini menjadi pemain industri rokok di tingkat global seperti Phillip Morris dan BAT. 


Saat ini rokok sudah menjadi komoditas yang sangat popular, bahkan pada masa lalu ia didukung oleh dokter-dokter yang menjadi bintang iklannya. Pada masa Perang Dunia II, tentara Amerika Serikat dibekali rokok di dalam ransum mereka sebagai pasokan bagi prajurit yang sedang berperang. 


Saat ini rokok dikonsumsi oleh kurang lebih 800 juta orang di seluruh dunia dengan 80% diantaranya hidup di Negara-negara berkembang. 


Rokok di Indonesia


Indonesia merupakan salah satu dari 4 negara dengan jumlah perokok terttinggi di dunia.  Jumlah perokok Indonesia lebih dari 60 juta perokok yang mewakili lebih 36% total populasi negara ini.

 

Bahkan Indonesia merupakan salah satu negara dengan presentase perokok laki-laki tertinggi di dunia (lebih dari 60%). Angka ini berarti dari 3 orang lelaki dewasa di Indonesia, bisa dipastikan 2 orang diantarany adalah perokok. 


Produksi rokok juga terus meningkat setiap tahunnya. Dalam kurun waktu 4 tahun (2010 – 2014) produksi rokok Indonesia meningkat hingga 100 milliar batang. Pada tahun 2010 produksi rokok Indonesia masih 260 miliar batang, namun pada tahun 2014 produksi rokok Indonesia sudah mencapai 360 milliar batang. 


Dengan jumlah penduduk sekitar 270 juta jiwa, berarti setiap orang di Indonesia memiliki jatah sekitar1400 batang rokok setiap tahunnya. Fantastis!!!

Post a Comment

Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung