Di masyarakat terdapat beberapa mitos yang berkembang seputar rokok dan berhenti merokok. Beberapa mitos ada yang dapat diakui kebenarannya tetapi tidak sedikit pula yang menyesatkan. Jangan sampai anda meyakini mitos yang menyesatkan yang sudah terlanjur “diterima” oleh masyarakat. Berikut ini ulasan yang kami persiapkan khusus untuk anda.

Mitos 1. Berhenti Merokok Membuat Tubuh Sakit (FALSE)

Rokok memiliki sifat adiktif yang terkandung dalam nikotin. Saat perokok tidak merokok lagi atau dalam hal ini sedang melepaskan diri dari rokok, maka tubuh akan bereaksi dengan “nagih nikotin”. Gejalanya sama seperti saat sakit yaitu pusing, depresi, emosional, gelisah, mudah lelah, batuk-batuk, dan dada sesak. Tetapi gejala ini tidak akan lama dan akan hilang dengan sendirinya. So, berhenti merokok membuat anda sakit adalah mitos! Itu sama sekali tidak benar, justru mantan perokok akan memiliki kondisi badan yang lebih sehat dibanding perokok. 

Mitos 2. Berhenti Merokok Membuat Tubuh Gemuk & Tidak Sehat (FALSE)

Memang benar tubuh yang terbebas dari nikotin akan terlihat lebih gemuk karena metabolisme tubuh berjalan dengan lancar. Nikotin pada rokok memaksa tubuh “bekerja rodi” membakar kalori dan mempercepat proses metabolisme tubuh. Ini yang menyebabkan tubuh perokok kurus dan tidak sehat. Kondisi tubuh yang lebih gemuk setelah lepas dari rokok disebabkan karena metabolisme berjalan normal, ini sehat dan merupakan hal yang baik. Selama mantan perokok  tidak memakan makanan yang tinggi kalori, tubuhnya tidak akan overweight yang membuatnya tidak sehat.

Mitos 3. Rokok Saya Rendah Tar & Nikotin, Tidak Akan Buruk Untuk Kesehatan (FALSE)

Setiap produsen tentu bebas mengklaim produknya untuk kebutuhan iklan. Misalnya adalah iklan bahwa rokoknya rendah nikotin dan tar. Namun pada kenyataannya tidak ada standar yang sama antara produsen yang satu dengan yang lain. Tubuh yang telah terikat pada candu nikotin akan membutuhkan nikotin dalam jumlah yang lebih banyak agar tetap merasakan “nikmat” yang sama. Tubuh secara alami akan menuntut konsumsi nikotin dalam jumlah yang lebih banyak. Inilah alasan kenapa perokok selalu meningkatkan jumlah rokok yang dihisapnya setiap waktunya. Kandungan nikotin yang besar dalam tubuh akan menimbulkan efek yang semakin buruk bagi kesehatan.

Mitos 4. Saya Sudah Merokok Bertahun-Tahun Tidak Ada Gunanya Saya Berhenti Sekarang (FALSE)

Racun yang terkandung dalam rokok bersifat akumulasi. Makin lama seorang pecandu merokok maka dampak buruk yang dialami akan semakin besar. Pecandu yang berhasil berhenti merokok sebelum usia 35 tahun, memiliki penurunan risiko kesehatan buruk hingga 90%. Pernapasan dari mantan perokok akan kembali optimal pada kurun waktu sebulan setelah bebas nikotin, dan mengurangi risiko serangan jantung hingga 50% setelah setahun bebas nikotin. 


Mitos 5. Saya Jarang Merokok & Jumlah Sedikit, Tidak Akan Buruk Untuk Kesehatan (FALSE)

Tidak ada hal baik yang disebabkan oleh rokok. Seperti poin ke 4 akibat buruk dari rokok bersifat akumulatif. Sering-Jarang atau Banyak-Sedikitnya radikal bebas yang masuk kedalam tubuh akan memiliki dampak buruk bagi kesehatan. Dan perlu diingat bahwa nikotin bersifat candu, jika sudah kecanduan dia akan membutuhkan jumlah yang semakin lama semakin meningkat untuk merasakan efek yang sama.

Mitos 6. Rokok Elektronik Membantu Untuk Berhenti Merokok (FALSE)

Rokok Elektrik / Elektronik pernah diklaim sebagai alternatif yang baik untuk membentu berhenri merokok. Namun pada kenyatannya, hanya sedikit pengguna rokok elektronik yang akhirnya dapat berhenti dari candu nikotin. Sebuah studi terbaru dari Universitas California (AS) mengemukakan bahwa penggunaan rokok elektronik (e-cigarettes) tidak efektif dalam membantu perokok untuk berhenti. 

Mitos 7. Merokok Hanya Melukai Diri Saya Sendiri, Orang Lain Tak Terpengaruh (FALSE)

Perokok pasif (orang yang terkena asap rokok) memiliki risiko kesehatan yang sama dengan perokok aktif. Bahkan seorang perokok pasif lebih berisiko terkena penyakit jantung iskemik dan memiliki risiko 30% lebih tinggi untuk terkena penyakit kanker dibandingkan perokok aktif.

Mitos 8. Tubuh Mulai Melakukan Perbaikan Sendiri Setelah Berhenti Merokok (TRUE)

Berhenti merokok sama dengan memperbaiki dan menjaga kesehatan. Tubuh mantan perokok akan mulai merasakan perubahannya sejak seminggu bebas nikotin. Masalah pernapasan akan membaik pada minggu kedua. Penurunan risiko jantung hingga 50% (dibandingkan perokok aktif) akan nampak setelah setahun. Dan risiko stroke akan berkurang menjadi sama dengan nonperokok setelah 5 tahun.

Mitos 9. Berhenti Merokok Membutuhkan Kesempatan Berulang-Ulang (TRUE)

Tidak ada kata mudah utuk berhenti merokok. Memang ada perokok yang berhasil dalam usaha pertamanya. Tapi lebih banyak perokok yang membutuhkan berkali-kali usaha untuk berhasil berhenti merokok. Hal ini juga tidaklah buruk, karena setiap kegagalan dapat dijadikan pelajaran untuk usaha selanjutnya.

Mitos 10. Risiko Rokok Dapat Saya Kurangi Dengan Olah Raga & Makanan Sehat (FALSE)

Efek rokok dapat menyebabkan kerusakan pada tubuh, tidak ada yang dapat mengurangi kerusakan yang ditimbulkannya meskipun dengan hidup sehat yang anda jalani. So, kalo anda rajin olahraga namun masih merokok, maka anda sebetulnya rugi bandar!

Post a Comment

Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung