Postingan ini ditulis dalam suasana duka, karena baru saja hari Jumat kemarin terjadi tragedi penembakan di dua mesjid di New Zealand oleh seorang teroris yang pikirannya terkungkung oleh faham radikal, supremasi ras tertentu. Itu adalah sebuah tragedi yang menyesakkan dan mengagetkan dunia. Betapa kekerdilan berpikiri karena ketakutan yang tidak berdasar soal isu imigran menggerakkan seorang anak manusia membantai orang lain dengan begitu kejam dan tidak berperasaan.


Ini pengantar dari video blog saya yang sederhana sesaat setelah pulang dari Columbus mengantar teman membeli mobil. Kami waktu itu datang ke sebuah area yang katanya disitu adalah komplek atau area dimana banyak sekali konsentrasi imigran dari banyak negara memulai hidup saat datang ke AS, terutama saat pertama datang ke Columbus OH. Jika anda lihat di video saya di bawah ini, bahwa proses imigrasi dan kedatangan banyak orang ke Amerika itu sudah berlangsung lama dan menjadi identitas dari negara ini. Banyak orang bilang, AS adalah negerinya para imigran, dimana saat ini jika kita telisik, bisa dibilang penduduk sini memiliki leluhur atau nenek moyang yang bukan asli Amerika serikat.

Bahkan kalo mau jujur, sebetulnya semua daerah itu tidak akan terhindar dari imigrasi dan perpindahan penduduk dengan berbagai alasan. Dalam skala global dan internasional imigrasi selalu dimaknai sebagai perpindahan populasi dari satu negara ke negara lain. Meski sebetulnya ya itu terjadi dimana-mana. Jika kita bicara dalam skala domestik di Indonesia saja ada tradisi merantau yang dimaknai perpindahan orang dari kampung ke kota, atau sekarang ada juga istilah diaspora.

Dalam diskusi studi pembangunan dan kebijakan publik, kebijakan soal imigrasi saat ini menjadi pembahasan yang hangat. Begitu pula diskusi dalam bidang politik dan elektoral. Menguatnya konservatisme dan politik identitas di banyak negara saat ini juga tidak terlepas dari 'kekagetan' dan 'denial' soal fakta bahwa dunia ini semakin mengkerut dan multikulturalisme adalah fakta sosial yang mesti diterima dan dirayakan sebagai bagian dari fakta kehidupan.

Selalu ada dua pilihan yang bisa diambil orang untuk menghadapi fakta hidup ini. Pertama, menentang dan mencoba mengubahnya, seringkali dengan bereaksi negatif, tidak jarang dengan kekerasan. Sentimen anti imigran, anti beda agama, anti muslim, anti kristen, anti yahudi, anti non pribumi, anti aseng, anti asing hingga anti pemimpin dari luar daerah adalah contohnya. Kedua, menerima dan merayakannya dengan sikap positif dan melihat sisi positifnya.

Saya jadi ingat salah satu policy brief yang pernah dibuat OECD soal imigrasi yang ternyata sebetulnya menguntungkan bagi banyak negara. Saya share snapshotnya di bawah ini ya. Sumbernya bisa dicek disini.
Paling tidak dari snapshot itu bisa kita lihat bahwa secara ekonomi bertambahnya orang itu menguntungkan karena tambah tenaga kerja, tambah pembayar pajak, tambah skill dan banyak hikmah lain.

Pengantarnya yang nggak jelas ini sudah cukup panjang dan saya harus lanjut ngerjain tugas. Terakhir silahkan cek dulu deh vlog saya soal imigrasi ini. Maksudnya soal makan-makan berikut ini. Silahkan disubscribe dan dilike ya.


Post a Comment

Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung