Dalam sebuah forum saya pernah berdebat dengan seorang teman tentang rokok herbal. Dalam kesempatan itu, teman saya menyatakan bahwa rokok herbal itu tidak berbahaya dan bahkan bisa menyehatkan. Alasannya karena rokok herbal tidak mengandung nikotin, terdiri dari campuran rempah-rempah dan tanpa tembakau. 

Menurut saya semua itu, adalah promosi yang tidak masuk akal. Karena kenyataannya tidak ada rokok sehat atau rokok yang menyehatkan. Mitos rokok sehat sengaja dihembuskan sebagai jurus marketing untuk mempermudah penjualan. 

Namun yang menarik di internet, pencarian mengenai rokok herbal sangat tinggi. Ini membuktikan banyak orang yang percaya bahwa rokok herbal berbeda dengan rokok biasa. 

Saya mencoba mencari berbagai sumber soal rokok herbal ini di internet. Dan tulisan ini saya rangkum dari berbagai informasi seputar rokok herbal, terutama soal pengertian, kandungan serta bahayanya. Semoga kita tidak dengan mudah bisa di bohongi dengan trik marketing seperti ini. 


Apa itu Rokok Herbal

Dari segi istilah, rokok herbal sudah tidak tepat karena herbal sendiri merujuk kepada tumbuh-tumbuhan atau rempah-rempah. Sementara seperti kita ketahui, tembakau sebagai salah satu bahan baku utama rokok itu merupakan tumbuhan/herbal. Sehingga semua rokok sebetulnya adalah rokok herbal karena bahan bakunya adalah tumbuhan (tembakau).

Namun dalam banyak sumber dijelaskan bahwa rokok herbal merujuk kepada jenis rokok tanpa tembakau. Meskipun begitu rokok tembakau yang dicampur dengan jenis tumbuhan atau rempah-rempah lainnya terkadang juga disebut rokok herbal. Dalam hal ini rokok kretek (rokok tembakau dicampur cengkeh, khas Indonesia) biasanya dikategorikan sebagai rokok herbal. Selain kretek, jenis rokok lain yang dimasukkan sebagai rokok herbal adalah bidis dan rokok lain. 


Kandungan Rokok Herbal

Seperti disebutkan diatas bahwa rokok herbal lebih merujuk kepada rokok yang dibuat dari bahan baku selain tembakau. Beberapa tumbuhan atau rempah-rempah selain tembakau yang bisa dijadikan bahan rokok adalah sebagai berikut :

Bunga Gairah (Passion Flower)

Kelopak Mawar

Daun Teratai

Akar Manis

Jagung Sutera (Corn Silk)

Melati

Bunga Semanggi Merah (Red Clover Flowers)

Ginseng

Kayu Siwak 

Daun Sirih

Teh Merah 

Jahe

Jati Belanda, dan 

Bunga Rosella

Di Indonesia beberapa rempah-rempah diatas juga dipakai untuk mencampuri rokok tembakau yang beredar seperti biasa. Sehingga sebetulnya tumbuhan ini juga sudah di pakai dalam rokok-rokok yang beredar saat ini. 


Rokok Herbal Lebih Sehat, Menyesatkan!

Para penjual rokok herbal selalu menjual kesan bahwa rokok herbal itu aman dan menyehatkan. Dalam sebuah blog saya menemukan iklan seperti ini: 

“Kandungan Rokok S** selain menggunakan 100 % ramuan herbal, doa-doa juga dihembuskan pada bahan baku rokok berupa Energi Gelombang Pendek yang sangat halus, sehingga mampu memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak akibat racun seperti infeksi, radang dan bakteri serta virus.”

Banyak promosi rokok herbal lain yang juga bernada sama. Mereka berpromosi bahwa ia bebas dari tembakau karenanya tidak mengandung nikotin, dan bisa membantu menyembuhkan penyakit. Namun apakah rokok herbal benar-benar sehat? 

Banyak pihak yang meragukan, salah satunya adalah Dr. Kartono Mohammad ketua TCSC-IAKMI kepada sebuah media menyatakan bahwa tagline rokok herbal sehat adalah sebuah penipuan dan kebohongan. Begitu pula disampaikan oleh Yayi Suroyo dari Quit Tobacco Indonesia, beliau menyatakan kepada salah satu media bahwa rokok herbal ternyata tetap mengandung tembakau dan tetap berbahaya bagi perokok atau orang di sekitar yang terpapar asapnya. Sehingga klaim bahwa rokok herbal sehat sebetulnya sama sekali sebuah penyesatan.


Bahaya Rokok Herbal

Bagaimanakah sebetulnya bahaya rokok herbal bagi tubuh perokok dan orang sekitarnya? Salah satu jawabannya adalah karena ia tetap mengandung tar dan karbon monoksida. Setiap benda apapun baik itu terbuat dari tembakau atau rempah-rempah lain jika cara mengkonsumsinya dilakukan dengan pembakaran maka ia akan menghasilkan tar dan karbon monoksida. 

Tim peneliti dari Universitas Vieanna menemukan bahwa rokok berbasis herbal menghasilkan karbon monoksida yang serupa dengan yang diproduksi rokok biasa. Penelitian yang sudah dipublikasikan dalam jurnal The Lancet ini meneliti berawal dari penelitian yang menemukan bahwa pembakaran rokok herbal bisa menghasilkan zat beracun. 

Dr. Ernes Groman dan rekan menyimpulkan bahwa rokok herbal berpotensi merusak kesehatan. Karbon Monoksida adalah gas yang tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa, namun dalam konsentrasi yang tinggi –lebih tinggi dari rokok- bisa menyebabkan kematian. Namun dengan merokok  (rokok herbal atau rokok biasa) dalam jumlah banyak pada akhirnya akan membahayakan kesehatan. Gejala keracunan karbon monoksida adalah sakit kepala, pusing dan puyeng, iritasi dan kesulitan bernapas. 

Dr John Moore-Gillon, dari British Lung Foundation, menyatakan bahwa kekeliruan banyak orang menganggap bahwa nikotin lah zat yang membuat berbahaya. Karena penyebab dari banyaknya kasus kanker paru dan empisema pada perokok bukan nikotin tapi zat-zat lain berbahaya yang terkandung dalam rokok. Meskipun merokok rokok herbal ada yang tidak mengandung nikotin namun risiko dari zat-zat berbahaya tersebut sama sekali tidak berkurang. 

Rokok herbal juga memiliki risiko sama dengan rokok biasa yaitu meningkatkan risiko serangan jantung karena tar yang dikandungnya. Karbon monoksida yang dihirup dari merokok apapun bisa merusak otak, sesak napas atau susah bernapas. 

Ditambah lagi bagi beberapa orang  rokok herbal juga bisa menyebabkan alergi dari kandungan tumbuhan di dalamnya. Reaksi alergi ini bisa sangat parah terjadi setelah atau menggunakan rokok herbal secara berulang. 

Bahaya lain juga karena rokok herbal biasanya tidak memakai filter sehingga mereka juga lebih berbahaya daripada rokok biasa. 

Rokok Herbal dan Berhenti Merokok

Jurus pemasaran lain yang digunakan penjual rokok herbal adalah bahwa ia bisa membantu berhenti merokok karena nikotinnya lebih rendah. Namun beberapa ahli kesehatan tidak sepakat dengan asumsi ini. Clive Batse, dari Action on Smoking and Health (ASH) menyatakan bahwa rokok herbal tidak efektif membantu berhenti merokok. Ia lebih menyarankan menggunakan pengobatan yang sudah terbukti efektif seperti spray, patches atau NRT yang sudah teruji secara klinis. 


Bagaimana Pengalaman Anda?

Tentunya rokok dalam jenis apapun menyisakan bahaya bagi kesehatan tubuh dan orang-orang sekitarnya. Karena pada dasarnya tidak ada rokok jenis apa pun yang sehat. Sehingga langkah terbaik mengurangi bahaya rokok adalah dengan tidak memulai untuk menjadi perokok jenis apapun. 

Terkait rokok herbal ini bagaimana pengalaman anda? Silahkan berbagi dalam laman komentar dibawah ini. Terima kasih.


Post a Comment

Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung