Tempat tinggal adalah kebutuhan dasar paling utama yang harus dipenuhi. Ia adalah tempat kita menyiapkan, memulai hari serta beristirahat untuk melepas lelah setelah beraktifitas seharian. 

Namun mencari rumah kontrakan di Australia susah-susah gampang. Susah karena pasar sewa rumah diatur dengan ketat oleh badan khusus yang memastikan hubungan penyewa dan pemilik properti terfasilitasi dengan baik. Sehingga persyaratannya lebih ketat. 

Namun bisa juga gampang karena sebetulnya supply nya cukup banyak. Properti yang disewakan bisa kita temukan di banyak tempat.

Info Pendahuluan

Sebelum poin-poin yang lain, saya berikan beberapa info awal:

  • Untuk pasar resmi, hubungan antara penyewa dan landlord diatur dalam perjanjian kontrak sewa rumah.
  • Panjang kontrak sewa rumah biasanya diatur untuk jangka waktu satu tahun. Namun untuk mereka yang baru melakukan kontrak (sepert saya) biasanya dimulai dengan durasi 6 bulan.
  • Besaran sewa biasanya dicantumkan dalam satuan per minggu (weekly). Kalo ada rumah AU$450 berarti itu harga sewa per minggu.
  • Pembayaran sewa dilakukan per minggu. Namun bisa juga dilakukan per dua minggu atau per bulan sesuai kesepakatan.
  • Penyewa harus membayar uang Bond. Bond adalah uang jaminan yang ditahan sebagai jaminan jika di akhir ada kerusakan atau jaminan tunggakan sewa. Bond yang harus dibayar adalah empat minggu sewa untuk harga sewa rumah dibawah $500, untuk harga sewa diatas $500 besaran Bond bisa ditentukan sesuai kesepakatan (bisa lebih kecil).
  • Bond ini biasanya disetor oleh agen properti dan diserahkan ke RTA (Residential Tenancy Authority). Penyewa dan pemberi sewa bisa mengadu ke RTA jika ada dispute. 
  • Pembayaran sewa pertama biasanya diminta 2 minggu (fortnight), jika ingin bayar lebih boleh tapi tidak harus.
  • Biasanya unit properti yang disewakan dalam keadaan unfurnished (kosong melompong) tanpa ada perabotan rumah tangga atau furniture. Paling banter ada landlord yang menyediakan pengering pakaian yang biasanya memang tidak bisa dipindahkan. Dan harus ditinggalkan dalam keadaan kosong pula.
  • Untuk persewaan kamar biasanya disediakan tempat tidur dan lemari.

Booming property di Queensland 

Di Queensland sedang mengalami booming properti karena limpahan para peminat properti dari Victoria dan New South Wales. Sejak tahun 2021 bahkan Queensland sudah mengalami booming seperti saat ini, bisa cek berita ini.  

Salah satu faktornya adalah karena Queensland dianggap relatif lebih hangat dengan perubahan cuaca yang tidak ekstrim antara musim panas dan musim dingin. 

Faktor lain yang saya dengar juga karena saat pandemi kemarin, Queensland adalah salah satu negara bagian dengan kasus COVID-19 yang relatif lebih rendah sehingga restriksi mobilisasi masyarakat tidak seketat negara bagian lain. Masyarakat bisa hidup lebih normal dibanding di negara bagian lain. 

Faktor lain juga karena harga properti disini dianggap relatif lebih murah dibanding di negara bagian lain. Beberapa faktor ini yang membuat pasar properti di Queensland diserbu oleh peminat dari negara bagian lain.

Platform untuk mencari rumah kontrakan di Australia

Untuk mencari rumah kontrakan di Australia kita bisa mencari di beberapa channel. 

Pertama adalah rekomendasi dari kampus masing-masing. 

Setiap kampus akan memberikan saran dimana sebaiknya mahasiswa mencari rumah baik itu akomodasi on campus ataupun off campus. Rekomendasi kampus biasanya sudah mempertimbangkan kedekatan lokasi dengan kampus dan fasilitas penunjang yang disediakan.

Kedua melalui agen properti

Para agen properti menggunakan aplikasi Realestate.com.au dan Domain.com.au sebagai outlet rumah yang ditawarkan (baik untuk disewa atau dijual). 

Dua situs ini menyediakan fitur untuk membatasi rumah pencarian incaran berdasarkan jenis rumah (unit, apartemen, house atau townhouse), harga, jumlah kamar, atau fitur lain (misalnta lahan parkir, lokasi suburb hingga fasilitas lain seperti lemari, kolam renang, dapur atau yang lainnya). 

Di domain.com.au bahkan kita bisa mencari rumah berdasarkan sebarannya dengan memakai mode mapping. Sehingga kita bisa melihat rumah yang diincar posisinya ada di sebelah mana di peta.

Channel ketiga adalah melalui situs social media

Channel lain untuk mencari rumah adalah melalui Flatmates.com.au atau Gumtree.com.au dan Facebook Market place. Perbedaan utama channel ini adalah pemasang iklan disini biasanya adalah pemilik rumah langsung (landlord) atau penyewa lain yang ingin berbagi ruangan dengan penyewa baru. Sehingga nature dua platform ini lebih private. 

Karena jalur privat tentunya persyaratannya menjadi lebih fleksibel dengan kemungkinan harga lebih murah. Di platform ini kita juga bisa nego harga dan bargain sebelum deal. Lebih personal tapi harus hati-hati karena bisa dipakai para Scammers. Saya pernah hampir kena perangkap penipu di FB. 

Channel keempat tentu adalah rekomendasi dari teman atau senior 

Banyak mahasiswa yang sudah terlebih dahulu ada di lokasi. Kita bisa tanya ke mahasiswa Indonesia yang akan pulang apakah unit/rumahnya bisa dilimpahkan kontraknya. Bisa juga bertanya ke penduduk Indonesia yang sudah menetap (permanent citizen) barangkali ada kamar di rumahnya yang mau dikontrakkan. 

Dengan channel ini kemungkinannya tentu lebih sedikit karena lingkarannya lebih terbatas. Namun jika dapat rekomendasi bisa dapat rumah yang sudah siap dihuni dengan lingkungan lebih nyaman.

Tahapan dan Persyaratan kontrak rumah di Australia

Untuk bisa menyewa rumah dengan legal kita harus memenuhi beberapa persyaratan. Persyaratan yang utama adalah bukti penghasilan. Pemberi sewa akan melihat kemampuan bayar dari calon penyewa untuk memastikan dia mampu membayar sewa tepat waktu dan tidak macet. 

Bukti untuk menunjukkan kemampuan bayar adalah bukti pendapatan rutin. Hal ini bisa ditunjukkan dengan slip gaji yang biasanya dikeluarkan oleh pemberi kerja setiap dua minggu (fortnight). 

Bagi mahasiswa penerima beasiswa sebaiknya segera mengurus slip gaji atau bukti pendapatan beasiswa (stipend) untuk memperlancar aplikasi sewa rumah. Tanpa slip gaji yang meyakinkan aplikasi kemungkinan besar akan ditolak.

Dan slip gaji ini akan diukur dengan beban biaya sewa rumah. Pada umumnya sewa yang dianggap wajar adalah yang tidak melebihi 30% dari total pendapatan yang diterima. Jadi bisa disesuaikan dan perlu diperhatikan. 

Persyaratan lain yang sangat diperhitungkan juga adalah riwayat sewa sebelumnya. History tenancy menunjukkan apakah di masa lalu penyewa pernah bermasalah atau tidak. Buktinya bisa melalui tanda pembayaran sewa sebelumnya atau setidaknya dari rekomendasi landlord sebelumnya.

Beberapa syarat aplikasi rumah kontrakan di Australia

  1. Bukti penghasilan. Jika kerja atau penerima beasiswa bisa dengan slip gaji kerja atau bukti transfer stipend. Jika berbisnis harus memakai bukti bayar pajak juga. 
  2. Referensi dari pemberi kerja. Biasanya diminta dua orang. Jika mahasiswa bisa minta bantuan ke supervisor atau admin fakultas untuk membantu proses aplikasi untuk dicantumkan sebagai referensi. Minta ijin dulu ya. 
  3. Akan diminta juga referensi dari teman atau kolega yang tidak satu rumah. 
  4. Bukti riwayat kontrakan sebelumnya. Ini yang sulit kalo di Indonesia tidak pernah ngontrak. Penggantinya bisa ditunjukkan bukti kepemilikan rumah di Indonesia.
  5. Biodata diri dan keluarga yang akan tinggal di rumah tersebut. Semua yang akan ikut tinggal akan diminta biodatanya.
  6. Bukti kepemilikan rekening bank di Australia. Ini juga termasuk riwayat keluar masuk uang ke rekening atau bank statement. Bisa jadi untuk mengecek konsistensi dengan slip gaji.
  7. Keterangan kerja atau keterangan beasiswa. Kalo sudah kerja minta keterangan dari pemberi kerja, untuk mahasiswa bisa menunjukkan keterangan beasiswa yang menunjukkan sampai kapan kita akan ditanggung oleh funding. Terutama yang bisa menjelaskan berapa uang yang akan diterima setiap bulannya

Gmana masih slow kan ya? Memang cari kontrakan disini beda tipis dengan aplikasi KPR di Indonesia.

Tahapan mengontrak rumah di Australia 

Secara proses ada beberapa tahapan untuk mengontrak rumah di Australia. Kurang lebih tahapannya seperti berikut

  1. Menemukan rumah yang ditawarkan melalui beberapa channel diatas. 
  2. Mengajukan permohonan ketertarikan dengan meminta informasi jadwal inspeksi. Biasanya kita harus mengisi kapan akan datang dan akan diberikan reminder melalui sms atau email. 
  3. Hadir di jadwal inspeksi rumah yang menjadi target. Inspeksi adalah syarat untuk bisa melanjutkan ke tahap selanjutnya. Bagi landlord inspeksi berarti melihat keseriusan calon penyewa. Bagi calon penyewa, inspeksi untuk memastikan rumah yang dimaksud sesuai dengan gambaran di aplikasi. Panitia inspeksi biasanya agen properti bukan pemilik rumah. Dan kadang waktu inspeksi masih ada penyewa sebelumnya yang ada disitu.
  4. Saat inspeksi pastikan memeriksa kondisi rumah, misalnya cek kondisi dapur, kamar mandi, keran air dan kondisi bangunan serta situas lingkungan sekitar.
  5. Setelah inspeksi calon tenant bisa memutuskan apakah masih tertarik untuk mengajukan aplikasi atau tidak? Hanya calon yang melakukan inspeksi biasanya yang diberikan link untuk bisa mengajukan aplikasi.
  6. Mengajukan aplikasi dan penuhi persyaratan yang diminta. Biasanya bisa dengan mengirim berkas melalui email ke agen properti atau dengan melodge berka melalui web khusus. 
  7. Berkas aplikasi akan diperiksa oleh agen properti untuk disortir. Berkas yang lolos akan diberikan ke landlord untuk dipilih. Prosesnya bermacam-macam tiap rumah tergantung banyak peminat, harga dan tentunya keputusan landlord. Kalo beruntung setelah inspeksi dan lodge aplikasi beberapa hari sudah difollow up kalo aplikasi kita lolos ke tahap selanjutnya 
  8. Jika lolos tahap aplikasi maka selanjutnya urusan penandatanganan kontrak. Disini juga kita akan dikasih daftar kondisi rumah dan diminta approval. 
  9. Jika sudah ditanda tangani kedua belah pihak maka proses selanjutnya adalah proses pembayaran sewa pertama dan pembayaran Bond.
  10. Baru setelah bayar dan rapih semuanya, kita sudah bisa mulai pindahan ke rumah tersebut. Dan sesudah pindah baru kita mengurus listrik, internet dan segala pernak pernik isi rumah.

Memang tahapannya cukup panjang ya. Bersabar lah kawan. 

Pelajaran dari Pengalaman Saya

Sebagai informasi, saya pertama kali datang ke Gold Coast sulit sekali mendapatkan rumah. Akhirnya di masa awal saya tinggal di kost sementara di rumah ibu Yani dan ngekost disana sekira 2 bulan. Kontak Bu Yani saya dapatkan dari mba Arin senior di Griffith University. 

Karena lewat jalur pribadi, prosesnya cepat dan sama sekali hampir tidak ada paperwork. Tentunya juga dengan harga yang relatif murah. Terima kasih mba Arin dan Bu Yani. 

Nah setelah di Gold Coast saya mencoba aplikasi rumah yang dekat dengan kampus. Saya cari di area Southport, Labrador, Surfer Paradise dan tempat lain. Namun harganya cukup tinggi, dengan rata-rata harga sewa AU$450 per minggu untuk unit dua kamar. Dengan profil penghasilan yang saya miliki dan kekurangan persyaratan, sebetulnya aplikasi saya memang sama sekali tidak punya peluang untuk diterima.

Setelah belasan kali inspeksi dan aplikasi, dan belasan pula penolakan, akhirnya saya putuskan untuk berhenti dulu. Sudah agak putus asa waktu itu. Seminggu saya tidak cari rumah. 

Namun karena waktu terus berjalan, akhirnya saya coba cara lain, saya perluas area pencarian. Saya mulai cari ke lokasi-lokasi yang agak jauh dari kampus, sekira setengah jam perjalanan. Saya cari ke Beenleigh, Eagleby, dan Mount Warren Park. Kembali melakukan inspeksi dan aplikasi beberapa rumah. Saya sempatkan jalan kaki untuk inspeksi berpeluh di bawah terik matahari 2-3 jam per hari. 

Namun tetap juga tidak ada kabar baik. Selalu saja penolakan yang diterima. Sampai akhirnya saya perluas pencarian rumah hingga ke arah Brisbane, 1-1.5 jam perjalanan dari kampus. Saya tambah cari rumah yang harganya lebih masuk akal dan masuk kantong, mendekati profil penghasilan saya baik dari beasiswa atau slip gaji di kampus. 

Saya juga pindahkan semua tabungan yang ada di Indonesia ke rekening yang di Australia. Niatnya untuk meyakinkan dan menambah profil. Meskipun mungkin ini membantu tapi tidak cukup signifikan karena yang dicari landlord dan agen properti adalah bukti penghasilan rutin, bukti kejelasan pekerjaan bukan  sekedar saldo rekening yang banyak. 

Dan ya semakin jauh dari kampus harga rumah juga relatif lebih murah. Di Beenleigh, Eagleby, Kingston hingga Woodridge masih banyak rumah yang ditawarkan kurang dari AU$350 per Minggu, bahkan ada yang dibawah AU$300. Konsekuensinya saya harus commute ke kampus pake kereta dan habis waktu 1-1.5 jam di perjalanan. 

Tapi ya tetap meskipun area pencarian diperluas, tak ada satupun aplikasi yang diterima. Saya menghabiskan waktu hampir 2 bulan untuk inspeksi, aplikasi dan follow up semua rumah tujuan. Hampir setiap kali jalan saya habiskan 2-3 jam jalan kaki untuk inspeksi rumah. Kadang bisa sampai sore hari, sambil menghapalkan rute kereta yang itu-itu saja. Mungkin ada 20-30 aplikasi yang sudah dibuat dan tidak satupun yang lolos administrasi.

Hingga akhirnya di pertengahan Desember satu aplikasi saya lolos di Woodridge, dekat Logan Central. Alhamdulillah akhirnya ada yang jebol juga. Saya dapat rumah kontrakan dua minggu sebelum keluarga datang, tentu dengan segala peluh keringat perjuangan.

Nah bagi yang nanti mengalami kisah serupa dengan saya, ada beberapa pajaran yang nanti bisa dijadikan catatan.

  1. Siapkan bukti penghasilan yang cukup. Bisa dari pekerjaan di Indonesia, atau tunggu keluar bukti stipend beasiswa di Australia. FYI, bukti stipend beasiswa saya baru keluar setelah saya satu bulan disini. Jadi aplikasi di bulan pertama sebetulnya sama sekali tidak meyakinkan dan tidak punya peluang untuk diterima.
  2. Semua rumah disini sebetulnya sangat bagus dan livable. Namun berbeda kenyamanan berdasarkan harga. Semakin dekat ke pusat kegiatan harga semakin tinggi dan kondisinya semakin sederhana. Sebagai gambaran di Gold Coast dengan AU$450 kita bisa dapat apartement dua kamar, tapi di Woodridge dengan harga kurang dari AU$350 sudah dapat rumah townhouse yang tentunya lebih besar. 
  3. Cari rumah yang cukup nyaman, karena rumah adalah tempat kita menghabiskan sebagian besar waktu selain di kampus. Apalagi jika sudah berkeluarga dan ada anak-anak. Meskipun ini berarti  terpaksa harus dapat yang agak jauh dari kampus. Biar Bapak/Ibu nya yang agak menederita.   
  4. Cari rumah yang berada di sekitaran jalur bis atau jalur kereta menuju kampus. Supaya ada alternatif transportasi kalo harus commute dan bisa menghemat banyak waktu. 
  5. Bangun profil aplikasi yang bagus dan banyak banyak berdoa saja. Karena rasanya tidak ada strategi khusus yang bisa dilakukan selain itu.

Pasti ada jalan

Semoga informasi dari pengalaman saya ini bisa memberikan gambaran dan bermanfaat. Terutama bagi mahasiswa yang berencana membawa keluarga untuk menyertai proses belajar di Australia. Sehingga nanti tidak kaget pada proses pencarian rumah disini. 

Saya doakan semoga prosesnya lebih lancar daripada saya dan menemukan rumah yang sesuai dengan kebutuhan dan sesuai kemampuan. 

Sampai jumpa di Australiua dan sampai ketemu di postingan selanjutnya.

Post a Comment

Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung