Saya sudah membuat video singkat terkait aplikasi PhD di Australia di Youtube dan postingan lain di blog ini. Namun karena dirasa belum terlalu detail, saya coba review lagi beberapa langkag yang harus dilalui untuk mendapatkan beasiswa PhD ke kampus di Australia. Silahkan dicek di bawah ini:

1. Siapkan Proposal Riset

Ya yang pertama perlu dipahami bahwa mayoritas program PhD di Australia adalah program riset (HDR atau higher degree by research). Program yang komponennya HDR memang bukan hanya PhD, karena ada master juga yang berbasis riset. Namun secara umum, jika ingin PhD di Australia kemungkinan besar akan menempuh program HDR. 

Karena berbasis riset maka harus disiapkan proposal riset yang cukup baik yang akan menjadi modal utama berkomunikasi dengan calon kampus ataupun calon supervisor. Nah apa itu proposal riset yang baik? Akan sangat tergantung pada disiplin ilmu dan area riset yang ingin kita perdalam. Namun secara umum, proposal yang baik memiliki elemen urgensi, kebaruan dan up to date. 

Urgensi secara sederhana, berarti tema yang diambil harusnya sesuatu yang penting. Misalnya topik yang rerkait dengan isu yang bisa membantu program negara atau berpengaruh terhadap orang banyak. 

Memiliki kebaruan artinya topik riset tidak duplikasi dengan riset lain. Untuk point ini memang agak tricky, namun kebaruan bukan berarti sama sekali belum ada yang meneliti, namun proposal riset bisa menggali perspetif baru atau memberikan kontribusi yang jelas. 

Untuk point up to date, kurang lebih berarti bahwa isunya sedang menarik untuk dibicarakan dan menarik perhatian di waktu sekarang.  

Selain topiknya yang menarik, proposal yang disusun juga harus dalam format lengkap dengan latar belakang, tujuan, pertanyaan riset, metodologi, signifikansi serta time line. Poin-poin proposal ini tidak mesti sempurna, namun proposal yang disusun harus bisa terlihat memiliki ide dan elemen yang utuh dan bisa dilaksanakan (feasible). 

2. Siapkan CV dengan menonjolkan pengalaman Riset yang relevan dengan tema proposal PhD

Curriculum Vitae (CV) atau bisa juga portofolio ini penting untuk memperkuat aplikasi PhD yang diajukan. CV atau portofolio bisa meyakinkan kampus atau calon profesor bahwa kita memiliki kapasitas untuk menyelesaikan sebuah proyek penelitian. Karena PhD pada dasarnya kita melakukan penelitian pada satu isu tertentu dalam jangka panjang. 

Sebaiknya dalam CV atau portofolio yang disusun mencantumkan contoh publikasi atau pengalaman riset yang relevan dengan tema proposal PhD. Pastikan semua pengalaman riset dicantumkan dan jika memungkinkan disertai dengan tautan hasil karya penelitian yang pernah dipublikasikan di jurnal atau di konferensi. 

3. Temukan profesor yang cocok, Jangan pilih-pilih Kampus

Langkah ketiga adalah mencari mentor atau calon supervisor. Aplikasi PhD berbeda dengan pendaftaran S1 atau S2. Di S2 dulu misalnya, bobot selain syarat administrasi adalah essay yang terdiri dari tujuan belajar dan motivasi serta visi setelah selesai sekolah. Dalam aplikasi PhD, supervisor adalah syarat yang harus dipenuhi untuk bisa melakukan aplikasi secara administrasi. 

Karena PhD ini akan berbasis riset, kampus harus merasa yakin bahwa proyek penelitian yang diajukan ini bisa mendapatkan pembimbing yang cocok. Program PhD harus dibimbing oleh supervisor yang memiliki pemahaman yang cukup terkait isu dan area riset yang akan di dalami. Sehingga mencari profesor atau supervisor yang memiliki minat dan kesamaan tema riset dengan penelitian kita akan sangat penting. 

Saran saya cari daftar profesor sebanyak-banyaknya. Waktu aplikasi PhD saya memiliki daftar 20-30 profesor yang memiliki bidang riset dan kompetensi yang terkait dengan area yang ingin saya geluti. Mencari profesor yang memiliki bidang yang mirip dengan kita bukan hal yang sulit karena datanya ada di internet. Dengan kemampuan pencarian data yang sederhana akan kita temukan daftar yang banyak sekali. Tantangannya adalah mendapatkan profesor yang bersedia mendukung proposal riset dan menjadi calon supervisor. 

Oleh karena itu jangan pilih-pilih kampus, karena profesor yang kita incar belum tentu ada di kampus tersebut. Juga profesor yang bersedia menjadi pembimbing bisa saja ada di kampus yang pada awalnya tidak kita jadikan target. Dalam fase ini kita harus lebih luwes dan sabar dalam mencari dan menghubungi profesor. 

4. Siapkan seluruh persyaratan Pendaftaran

Siapkan seluruh persyaratan pendaftaran dari mulai yang bersifat adiministratif, substantif hingga yang paling kecil sekalipun. Kerapihan kita dalam menyiapkan dokumen dan menyimpannya akan sangat membantu prose pendaftaran ke kampus nantinya. 

Percayalah dalam prakteknya, daftar ke kampus untuk mendapatkan beasiswa itu sebetulnya sederhana, namun menyiapkan berkas dan substansinya yang butuh kesabaran. Dengan menyiapkan seluruh berkas pendaftaran proses selanjutnya akan semakin mudah. 

5. Daftar sebanyak-banyaknya

Dari puluhan daftar profesor yang kita miliki semoga saja ada satu, dua atau beberapa yang merespon bersedia menjadi supervisor riset kita. Nah dengan bukti kesediaan calon supervisor tersebut, maka kita bisa melakukan penaftaran ke kampus tujuan kita. Daftar sebanyak-banyaknya!

Karena kita tidak faham kampus mana yang akan menerima, dan kalopun menerima apakah mereka akan memberikan beasiswa kepada kita. Disini berlaku teori kemungkinan, untuk memperbesar kemungkinan berhasil maka daftar sebanyak-banyaknya. Dari sekian puluh aplikasi, mari berharap ada satu saja yang menerima dan memberikan kesempatan untuk melanjutkan studi di jenjang S3. 

Selamat berjuang

Itu dulu yang bisa saya share semoga bermanfaat ya. Selamat berjuang untuk memburu kesempatan melanjutkan pendidikan ke S3 dan menapatkan beasiswa. Selamat berjuang.

Post a Comment

Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung