Saat kuliah di luar negeri apalagi saat membawa keluarga, kita harus mempraktekkan gaya hidup yang cerdas. Cerdas dalam mencari tambahan penghasilan dan juga cerdas dalam mengelola pengeluaran. Ini harus dilakukan karena student life sebagai penerima beasiswa adalah hidup dalam perjuangan. 

Salah satu yang bisa dilakukan adalah mengelola gaya hidup. Sekarang sedang rame gaya hidup sederhana atau frugal living. Frugal living ini sebetulnya bukan hanya sekedar berhemat, tapi mengelola pengeluaran secerdas mungkin supaya kita bisa mendapatkan kebutuhan hidup yang layak dengan harga yang wajar atau bahkan seminimal mungkin. 

Jika di kalangan investor saham ada yang namanya value investing, yaitu melakukan investasi pada barang yang sedang di bawah harga wajarnya, maka dalam hidup frugal living adalah salah satu gaya hidup yang harus menjadi perilaku bagi siapapun yang ingin mendapatkan kehidupan yang baik secara keuangan. 

Saat menjadi mahasiswa yang hidup mengandalkan beasiswa, penghasilan kita sebetulnya berada di bawah garis standard hidup minimal orang kebanyakan di tempat beasiswa. Apalagi dalam beberapa tahun ini, kenaikan biaya hidup itu sebetulnya lebih tinggi daripada inflasi. Atau dalam kata lain, kenaikan penghasilan tidak sebanding dengan kenaikan biaya hidup. Sehingga sebetulnya dalam banyak aspek berhemat dan menjalankan gaya hidup yang frugal adalah sebuah keharusan bagi mahasiswa beasiswa. Apalagi jika ia hidup di rantau orang dengan membawa keluarga.

Oke, saya share saja pengalaman saya dan tips berhemat untuk menekan pengeluaran saat studi di luar negeri.

1. Stipend Beasiswa Tidak Akan Cukup Untuk Biaya Hidup Sekeluarga

Satu fakta yang sudah jadi rahasia umum, bahwa stipend beasiswa tidak akan bisa memenuhi kebutuhan hidup satu keluarga. Pun bahkan jika kita menerima beasiswa full coverage atau beasiswa yang menanggung tuition dan living cost. Karena beasiswa yang diberikan biasanya diukur untuk standard hidup minimal seorang grantee/awardee alias mahasiswa nya saja. Sehingga kemungkinan besar harus mencari penghasilan tambahan jika ingin membawa keluarga.

Situasinya akan lebih menantang apabila beasiswa yang didapat hanya menanggung biaya tuition fee saja. Alias hanya bayarin SPP. Maka perjuangan akan semakin meriah. Karena fakta ini pula, tidak heran jika setiap visa student memperbolehkan mahasiswa untuk bekerja paruh waktu untuk bisa memenuhi biaya hidup yang harus ditanggung. Kerja paruh waktu adalah bisa dibilang sebuah norma bagi banyak student yang kuliah di luar negeri baik itu yang lokal ataupun yang dari mancanegara. 

Apa pekerjaan tambahan yang biasa diambil para mahasiswa saat kuliah? Ini bisa saya share di entry lain secara terpisah.

2. Berhemat dengan Menekan Biaya Akomodasi

Salah satu biaya terbesar bagi mahasiswa terutama yang membawa keluarga adalah biaya akomodasi. Karena mahasiswa tidak bisa ngekost harus ngontrak rumah dengan minimal dua kamar. Biayanya akan membengkak mengokupasi 60-70% biaya bulanan. Sebagai contoh, rate harga sewa rumah kontrakan dua kamar di Brisbane itu berkisar antara $400-600 per Minggu atau $1600-1800 per bulan. Ini setara dengan kurang lebih 70-80% dari stipend yang berkisar $2000-2500 per bulan. 

Maka mencari rumah yang layak tapi dengan harga seminimal mungkin akan sangat menentukan besaran defisit biaya hidup dibandingkan stipend kita setiap bulan. Rule of thumbs-nya seperti harga kost di Indonesia, semakin dekat keramaian termasuk dekat ke kampus maka harga sewa semakin mahal. Sebaliknya jika mencari rumah yang agak jauh maka biaya bisa sedikit lebih ditekan.

Harga sewa diatas biasanya juga belum termasuk biaya tambahan seperti listrik dan gas di beberapa daerah. Belum lagi paket internet rumah dan biaya lain yang bisa senilah 10-15% dari harga sewa yang diberikan. Jadi ini adalah post paling besar untuk bisa dilakukan penghematan.

3. Berhemat dengan Masak di Rumah

Oke ini juga bukan rocket science, salah satu biaya lain yang pasti besar adalah biaya makan. Karena diluar harga jasa itu sangat tinggi, maka perbedaan harga makanan siap santap dengan bahan makanan bisa sangat jauh. Secara rata-rata, sekali biaya makan di luar rumah per orang per porsi adalah $10-20/meals. Sementara jika memasak, maka $100 bisa untuk makan seminggu untuk satu keluarga. 

Maka tidak heran jika salah satu kebiasaan mahasiswa yang berkeluarga adalah membawa bekal ke kampus. Karena memangkas biaya makan siang adalah salah satu strategi yang bisa dilakukan dan efektif.  

4. Belanja Hemat Belanja Cerdas

Tips untuk menghemat yang lain adalah menjadi smart shopper atau belanja dengan cerdas. Dalam soal ini ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Pertama adalah dengan belanja banyak atau dalam jumlah besar. Maksudnya adalah membeli sebuah item dalam bentuk jumlah yang banyak. Misalnya karena anggota kita banyak beli beras sekalian saja yang besar misalnya 20kg. Harganya akan lebih murah dibanding beli beras kemasan yang 5 kg atau  10 kg misalnya. Ada beberapa bahan makanan yang dibentuk dalam kemasan keluarga / family package, yang terlalu banyak untuk dikonsumsi sendiri tapi sangat hemat jika yang makan sekeluarga / banyak orang.

Kedua adalah membeli di pasar alternatif. Misalnya di setiap kota biasanya ada farmer's market atau pasar tradisional yang menawarkan bahan makanan dengan diskon yang cukup besar. Di tempat saya tinggal di daerah Logan ada yang namanya Global Food Market, isinya adalah para penjual yang kebanyakan imigran dari Asia Tenggara, menjajakan bahan makanan hasil kebun sendiri yang tentunya harga diskon bisa sampai 30-50%. Perlu waktu untuk mencari tempat seperti ini, namun selain bisa menemukan harga murah, namun juga bisa dapat komoditas yang sulit ditemukan di pasar modern biasa. 

Tips ketiga adalah belanja home brand atau lini produk yang dijual supermarket tersebut. Misalnya di Brisbane ada dua jaringan supermarket besar yaitu Woolworths dan Coles, di dua raksasa supermarket ini kita bisa menemukan lini produk yang dijual memakai merk homebrand. Misalnya Roti merk Woorlworth atau Coles, gula, biskuit, keju dan bahan-bahan makanan lain. Biasanya lokasinya ditempatkan di rak paling bawah di setiap aisle. Jadi pastikan saat belanja ke Wooly atau Coles kita menundukkan pandangan untuk bisa mendapatkan harga bahan makanan dengan harga murah, berkualitas yang dijual menggunakan home brand. 

Tips belanja hemat keempat, yang mungkin tidak akan selalu bisa dilakukan adalah memaksimalkan masa promosi. Biasanya di akhir tahun atau menjelang momentum tertentu selalu ada promo dari supermarket yang kita kunjungi. Tidak berlaku sepanjang waktu, namun jika pas bisa memberikan penghematan yang luar biasa juga.   

Nah inilah beberapa tips berhemat untuk mahasiswa yang membawa keluarga ke luar negeri. Khususnya yang datang ke Australia. Semoga membantu dan memberikan manfaat. 

Sampai ketemu lagi di postingan selanjutnya. 

Post a Comment

Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung