Ayat quran dijanjikan oleh Allah untuk berlaku secara universal. Tidak terkungkung oleh waktu dan tempat. Artinya banyak sekali ayat Quran yang turun di masa lalu namun tetap relevan dengan berbagai isyu kekinian. Yang menjadi PR adalah upaya kita memahami dan memaknai ayat-ayat tersebut sesuai dengan konteks zamannya.

Salah satu ayat yang menarik dikaji adalah surat Quraisy. Dulu zaman saya mengaji di ustadz di kampung saya, surat ini diartikan sebagai penggambaran kebiasaan hidup kaum Quraisy. Bahwa kebanyakan adalah para saudagar yang melakukan perjalanan untuk berbisnis. Fakta lain bahwa di jazirah arab, terdapat dua macam musim yaitu musim panas dan dingin.

Namun penjelasan dan inti dari surat ini sebetulnya bisa lebih jauh dan dalam daripada hanya menjelaskan kebiasaan kaum Quraisy. Menurut Prof. Din Syamsuddin, surat Quraisy bisa menjadi pijakan dan panduan bagi siapapun yang memiliki kekuasaan untuk mengidentifikasi aspek-aspek dalam masyarakat yang perlu diperhatikan dalam kehidupan ini.


Surat Al Quraish itu memberi pesan kebangsaan yang dalam menurut Prof. DR. M. Din Syamsuddin, MA,. Bahwa proses pembangunan itu akan menghadapi berbagai tantangan dan kondisi yang berubah-ubah seperti musim panas dan musim dingin (Syita wa Soiyf). Artinya pemimpin dan warga negara harus siap secara mental bahwa proses bernegara itu tidak berada dalam ruang kosong yang vakum, namun akan berjalan secara dinamis dengan berbagai tantangan dan rintangannya. Dan salah satu tugas pemerintah adalah menggunakan kekuasaan (to govern) yang dimilikinya agar negara mampu menghadapi berbagai macam pancaroba tersebut.

Namun diluar itu proses governance negara juga harus  memperhatikan berbagai sisi secara komprehensif. Yaitu dengan bertumpu pada nilai-nilai spiritual (ibadah robb hadzal bayt), peningkatan kesejahteraan (ath'amahum min ju') dan pengelolaan stabilitas dan keamanan (amanahum min khouf). Artinya pembangunan dan pengelolaan yang dilakukan negara harus dilakukan secara komprehensif dengan memperhatikan berbagai aspek kesejahteraan termasuk kondisi ekonomi masyarakat.

Tetapi mengupayakan kesejahteraan masyarakat saja tidak cukup karena kemajuan dalam sisi ekonomi saja tidak cukup. Namun perlu juga didukung dengan keberlimpahan secara spiritual. Maka aspek-aspek rohani dan spiritual perlu juga diperhatikan. Tujuan negara selain mencukupi kebutuhan materil warga negaranya, perlu juga memenuhi kebutuhan spiritual dan batin warga negara.

Memang dengan kekuasaan yang dimilikinya yang begitu besar, tugas negara pun tidak sederhana.


Post a Comment

Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung