4 tahun lalu saya berkunjung ke 'Negeri Gajah Putih', Thailand, untuk studi banding soal penerapan FCTC di negeri tersebut. Saya bersama rombongan dari perwakilan hublu PP Muhammadiyah dan Komnas HAM menjalani kunjungan tersebut di tengah suasana Ramadhan.
Memang rasanya berbeda menikmati Shaum di negeri dengan mayoritas bukan Muslim. Perlu banyak penyesuaian!  Waktu itu susah sekali untuk mencari sahur karena kebetulan saya dan rombongan menginap di Hotel.
Akhirnya untuk mensiasati ini kami membeli stok makanan untuk sahur supaya bisa masak sendiri di Hotel. Banyak sekali makanan yang dibeli, hingga di akhir kunjungan masih ada satu kardus snack dan makanan kecil yang belum habis.
Singkat cerita karena sayang kalo dibuang, saat mau pulang niatnya makanan yang dibeli itu mau saya packing aja pake kardus, buat dibawa pulang.
Karena ada beberapa minuman dan makanan yang tidak memungkinkan kalo dibawa pake kantong kresek. Saya lalu menekan telp untuk minta kardus ke resepsionis  "Hallo, do you have any carton box? I need to pack my things, i am in room ... " celoteh saya. Sang penjaga resepsionis menjawab, "Oke sir, we will take it to your room".
Hingga detik itu semua berjalan lancar. Dan beberapa waktu, saya tunggu saja antaran kardus buat packing barang-barang di kamar.

Kemudian selang beberapa menit, seorang room service mengetuk pintu. Wah rupanya kardusnya sudah ada pikirku dalam hati.

Aku buka pintu dan di depan pintu sudah berdiri seorang lelaki membawa kardus kecil seukuran 3 jari tangan. "Sir, this is your cotton bud" ungkapnya dengan polos. Dan aku pun nyerengeh*.
Alamak, rupanya lidah memang tidak bertulang, dua anak bangsa yang tidak cakap ngomong inggris sudah salah berkomunikasi. Yang diminta kardus (carton box), dikiranya aku minta korek kuping (cotton bud) ....
Colek Yeni Rasio, Elfansuri Chairah

Foto-foto selama di Thailand bisa dicek disini.

Post a Comment

Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung