Di akhir tahun 2016 yang lalu saya berkesempatan mengunjungi Bogota, Ibu kota Colombia. Bogota menjadi kota pertama yang saya kunjungi di bumi Amerika Selatan (Latin America).  Pada saat itu saya mengikuti salah satu konferensi dengan perkumpulan komunitas NGO Internasional dalam acara International Civil Society Week. Sebuah pengalaman yang berkesan. Saya sudah bikin cerita soal perjalanan ke kota tersebut dalam postingan Perjalanan Ke Bogota.


Dalam post ini saya berbagi pengalaman perjalanan ke Amerika Latin untuk pertama kali. Waktu itu persiapan kami sangat mepet sekali. Karena hingga beberapa minggu sebelum acara dimulai belum ada kejelasan dana yang bisa kami pakai untuk perjalanan kesanan. Akibatnya banyak sekali pritilan kecil persyaratan perjalanan yang belum kami persiapkan.


Siapkan dokumen, Termasuk Persyaratan Visa Transit

Perjalanan keluar negeri tidak sederhana karena terkait dengan keimigrasian. Dan itulah yang kami alami. Pada saat itu kami hanya mengecek bahwa Indonesia dan Kolombia punya kesepakatan multilateral yang memungkinkan pemegang passport Indonesia tidak perlu visa atau ijin masuk ke negara lain jika ingin ke Kolombia. Masih ingat dengan kasus salah satu politisi yang tertangkap korupsi Muhammad Nazarudin? Tahun 2011 Nazarudin lari ke Kolombia dan tertangkap disana. Lari kesana mudah karena tidak memerlukan visa.

Berdasarkan hanya informasi ini, kami waktu itu merasa aman untuk berangkat ke Kolombia. Pikir kami selama punya tiket kami bisa kapan saja berangkat kesana. Namun ada satu yang kami lupa yaitu rute yang dilewati menuju kesana. Saat itu, kami memesan penerbangan dari Bandara Soekarno Hatta menuju Bandara Eldorado Bogota dengan pesawat Jepang melalui penerbangan ke Amerika Serikat. Disinilah masalah mulai muncul, karena ternyata Kebijakan imigrasi AS yang ketat tidak mengijinkan siapapun mendarat di negara tersebut tanpa visa, bahkan untuk sekedar layover atau transit sekalipun. Lebi jelas bisa dicek disini Aplikasi Visa AS: Visa Transit.

Ditolak Boarding Karena Visa

Detail inilah yang kami lewatkan. Sehingga meskipun sudah mengantongi tiket tapi di bandara kami ditolak oleh maskapai penerbangan karena tidak memiliki visa transit AS. Kami tidak diperkenankan boarding karena pasti tidak akan bisa turun saat sampai di Amerika Serikat. Sehingga kami mengalami kebuntuan dengan terancam untuk kehilangan uang tiket dua orang yang sudah kami pesan kesana. Padahal tiket menuju kesana lumayan mahal dan sekarang terancam hangus.

Akhirya kami putar otak dan mencoba menghubungi provider tiket apakah tiket kami bisa ditukar kembali arau direfund. Dan ternyata waktu itu kami pesan ke Traveloka tiket bisa direfund meskipun tidak penuh dan butuh waktu cukup lama untuk memprosesnya. Namun misi kami selanjutnya tetap mencari jalan bagaimana supaya kami bisa berangkat. Karena bukan masalah kami pribadi, di kantong kami terdapat rekomendasi dari International Civil Society Week di Indonesia yang harus kami sampaikan ke forum ICSW di Kolombia tersebut.


Cari jalan lain


Sehingga tidak ada pilihan, dengan cara apapun kami harus sampai ke Bogota. Kami memasang mode layaknya MacGyver mencari informasi apakah ada jalur lain yang memungkinkan kami berangkat tanpa mengharuskan kami memiliki visa transit. Akhirnya setelah berlama-lama berkutat dengan google dan pencarian di internet ternyata transit di negara Eropa tidak perlu visa transit. 

Kemudian kami mencari jalur yang tiketnya bisa tersedia secepat mungkin paling tidak dalam dua hari bisa berangkat. Karena acara yang kami tuju pun akan dimulai dalam beberapa hari, jika terlalu lama tidak ada guna juga berangkat kesana. Akhirnya kami menemukan tiket ke Bogota melalui Turki dan Inggris tanpa memerlukan visa transit. Bahkan di Turki kami masih bisa apply visa transit singkat melalui online. Kami bahkan dapat bonus bisa layover dan jalan-jalan ke Turki disini Sharing Aplikasi Visa Turki

Selalu Ada Hikmah dan Berpikir Positif

Begitulah akhirnya kami bisa sampai ke Bogota dengan selamat. Setelah mengalami konflik dan berbagai kendala teknis terkait visa, penerbangan dan tetek bengek yang lainnya dengan berpikir positif, tetap berusaha tenang dan selalu mencoba mencari solusi akhirnya kami tetap bisa merasakan penerbangan pertama ke Amerika Latin. Jadi tahu juga bahwa di Ameria Latin salah satu maskapai besar adalah yang kami naiki yaitu Avianca, dan tahu bahwa Eldorado yang dulu saya kenal sebagai merk resleting di tas ternyata nama salah satu bandara di Kolombia.

Kalo kita mau fokus ke hal-hal yang negatif, sebetulnya ada banyak yang bisa dikeluhkan, misalnya saat landing di Eldorado, travel bag saya ternyata tidak keluar sampai kurang lebih 3 hari baru sampai di Bogota sehingga selama itu harus bertahan dengan baju yang melekat di badan. Juga kota Bogota yang tidak banyak orang bisa berbahasa Inggris, hingga sepertinya makan daging-daging yang entah halal atau tidak disana. Semua bercampur padu jadi pengalaman yang mengasyikkan. Tapi kita selalu bisa melihat ke sisi baik dan semua yang positif. Hal buruk selalu ada, tapi fokus kesitu hanya bikin stress dan pusing saja.

'Ala kulli hal, banyak hikmah dan pengalaman dari pejalanan ini. Kapan ke Bogota lagi ya?

Post a Comment

Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung