Suatu kali setelah pulang dari sebuah pertempuran yang dahsyat, Rasul bersabda "Kita baru saja pulang dari perang kecil menuju perang yang lebih besar!". Para sahabat yang mendengar merasa heran dan kemudian bertanya "Perang macam mana lagi wahai baginda rasul yang lebih besar dari perang yang baru saja kita lalu?". Rasul pun menjawab " Perang melawan hawa nafsu".

Sejarah manusia adalah pertaruhan antara sisi baik dan sisi buruk dari manusia itu sendiri. Dalam AlQuran bisa kita temukan banyak sekali ayat yang memuji keagungan dan keunggulan manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan. Bahkan berbagai kelebihan itu yang menjadikan manusia terpilih untuk mendapatkan amanah di dunia dan mendapat istikhlaf sebagai khalifah Allah di muka bumi. Posisi manusia sebagai kholifah ini didapat manusia karena secara potensi kecerdasan manusia lebih unggul dibanding makhluk lain (QS 2 : 30 - 33).


Namun disisi lain bisa kita temukan bahwa manusia pun dicela serendah-rendahnya dalam ayat lain. Bahkan dengan berbagai kelemahannya, manusia yang memiliki potensi kemuliaan melebihi malaikat pun ternyata bisa menjadi hina sehina-hinanya, lebih hina daripada binatang sekalipun.
Hal ini karena manusia memiliki memiliki hawa nafsu yang apabila potesinya ini tidak bisa dikendalikan dengan baik maka ia bisa menghinakan dirinya sehina-hinanya.

Maka tidaklah heran jika pada kisah diatas rasul mengingatkan akan hal itu. Pertarungan yang tiada henti yang terjadi dalam diri setiap pribadi yang akibatnya bisa lebih dahsyat daripada pertarungan senjata. Pertarungan yang menentukan sisi kemuliaan dan kehinaan seorang manusia.

Post a Comment

Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung