"Sejauh apapun engkau sudah berjalan
Kalo memang perlu untuk berbalik, maka berputarlah!"

Rhenald Kasali

sepenggal kalimat ini yang masih aku ingat dari buku yang pernah aku baca tentang Change karya Rhenald Kasali. Intinya jangan pernah takut untuk berubah! dan jangan pernah terjebak di Zona Nyaman (comfort zona). karena zona nyaman adalah satu jebakan yang bisa menumpulkan sense of crisis seseorang. kalo orang sudah merasa aman maka dia merasa tidak ada lagi yang harus diperjuangkan.

kalimat diatas memang penting untuk dicermati. karena kata yang digunakan adalah berputar, atau berbalik arah dan bukannya mundur. artinya walaupun haluan berubah, tapi geraknya masih kedepan, meskipun arahnya berbeda. beda kalo yang digunakan itu mundur. maka terjadi kemunduran.



inilah yang biasa dibahas dalam diskusi mengenai manajemen perubahan. sebetulnya agak canggung bicara kayak gini, tapi paling tidak ini bagian dari refleksi dari perjalanan hidup. banyak orang yang canggung ketika menghadapi perubahan. bahkan tidak jarang yang stres dan memilih mengakhiri hidup. sering kita denger ada orang yang bunuh diri karena kekayaannya habis, atau pangkatnya hilang. atau juga karena ditinggal orang yang sangat berarti dalam kehidupan, misalnya orang tua, pasangan, anak atau saudara dan sahabat. perubahan yang sangat dsastis selalu menimbulkan kepanikan dan ketidak menentuan dalam hidup seseorang. tidak heran misalkan kita pernah dengar istilah post-power syndrome. kalo orang sudah biasa berkuasa kemudian berubah menjadi orang biasa-biasa aja kan pusying jadinya hehehe...

inilah kenapa dalam bukunya Rekayasa Sosial kang Jalal pernah bilang bahwa orang pada umumnya anti-perubahan dan cenderung pro status quo, karena perubahan memberikan satu hal yang pasti, yaitu ketidak pastian!

oleh sebab itu maka ada beberapa hal dalam hidup ini yang harus kita pahami

1. Bahwa segala sesuatu itu tidak ada yang abadi, yang abadi adalah perubahan

umur, penampilan fisik, dll itu adalah sesuatu yang tidak kekal. pasti ada perubahan dan kita tidak akan selamanya muda, tidak akan selamanya cakep dlsb. itu udah jadi common sense. semua orang udah tahu. relijiusitas sangat membantu dalam hal ini. karena orang yang relijius memiliki pemahaman yang sangat kuat tentang bahwa segala sesuatu di dunia ini sejatinya adalah titipan yang sewaktu-waktu bisa diambil oleh yang punya. kalo kita punya kesadaran seperti ini, maka kita akan selalu siap menghadapi perubahan sedrastis apapun. paling tidak kalo kita memiliki sesuatu, kita akan siap untuk kehilangannya, dan ketika itu terjadi kita masih memiliki kondisi mental yang bagus, ga stress duluan...

2. Harus memiliki perencanaan dalam hidup
dalam dunia militer aku pernah denger seorang jenderal berkata seperti ini : "Kalo kita kalah sama musuh dalam sebuah peperangan karena perbedaan kekuatan, maka itu hal yang biasa dan bisa dimaafkan. Namun kalo kita kalag dalam sebuah pertempuran karena ketidaksiapan, maka itu tidak bisa dimaafkan!". kalo memang menghadapi musuh dengan kekuatan senjata yang lebih canggih maka itu sesuatu hal yang wajar, tapi kalo kalah karena ketidaksiapan, itu adalah kekalahan yang tidak seharusnya terjadi. Kata kuncinya adalah antisipasi. Perencanaan membuat kita bisa memprediksi hal apa yang akan terjadi di masa depan. dengan begitu bisa mengurangi keterkejutan kita kalo ada perubahan! orang yang memiliki perencanaan akan merasa lebih siap dan tenang.

3. Mengubah Cara Berfikir (Paradigm Shift)

Sederhana saja, waktu kita kecil pasti mikirnya beda dengan seakrang saat sudah dewasa. Begitu juga saat seseorang menjadi bawahan, tentu berpikir beda dengan yang dipikirkan atasan. Hal yang sangat simple. Artinya setiap perubahan pasti akan mempengaruhi cara berpikir pula. Seorang mahasiswa idealis, tukang demo dan pemberontak pasti akan berbeda dengan saat ia sudah berkeluarga. Orang berubah. Namun yang terkadang perubahan cara berpikir ini tidak berjalan dengan lancar dan secara baik atau disengaja. Seringnya terjadi secara begitu saja. Padahal ini bisa direkayasa dan diusahakan. Salah satunya adalah dengan terus mengupgrade wawasan dan data yang didapat. Konkritnya ya sering-seringlah membaca dan mengupdate info terbaru.

Perubahan keaadan cara perubahan cara berpikir itu saling mempengaruhi. Ada perubahan yang mempengaruhi cara berpikir ada yang sebaliknya, cara berpikir yang menggerakkan perubahan. Dalam teori perubahan itu ada 3 hal yang bisa mendorong perubahan, yaitu tokoh (great man) seperti contohnya para nabi dan tokoh para pemikir, atau juga ide atau cara berpikir misalnya perubahan karena pemahamn terhadap kitab suci, dan yang terakhir adalah gerakan perasamaan hak asasi manusia seperti yang terjadi di amerika dulu.

nah kalo ketiga hal ini bisa kita miliki, maka sedahsyat apapun perubahan yang akan kita hadapi, kita akan bisa melewatinya dengan baik. namun ketiga hal tersebut adalah gampang diingat dan enak diucapkan, tapi dalam kenyataannya butuh berbagai latihan dan pengalaman untuk melakukannya. semoga bermanfaat.

Post a Comment

Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung