Bulan kemarin aku ikut menjadi panitia World Peace Forum kedua di jakara. Tempatnya di Hotel Sultan dan dilaksanakan dari 24 juni - 27 Juni 2008. Posisiku di kepanitiaan sebagai koordinator LO (liaision officer). Seperti istilah yang di pake (LO) tugas utamanya adalah penyambung atau penghubung antara peserta dengan panitia. Sederhananya tugas kami adalah memastikan kebutuhan peserta bisa dipenuhi oleh panitia. So, kamilah yang menyambungkan peserta dengan paniti termasuk urusan antar mengantar tamu dan segala macamnya.



Acaranya sangat besar, karena memang ini bisa dikategorikan sebagai konferensi tingkat dunia. Peserta yang hadir pun sangat bervariasi, dari mulai tokoh dialog antar agama (interfaith), tokoh perdamaian, tokoh politik senior, tokoh media, journalis dan tidak lupa kalangan kampus dan akademisi. Mereka semua berkumpul di jakarta untuk membahas isu perdamaian yang ada di dunia. Tema acaranya sendiri adalah "Addressing Facets of Violence : What can be done?". Kurang lebih arti indonesia "Menyelesaikan berbagai dimensi kekerasaan : Apa yang bisa dilakukan?". tema ini tentunya ditujukan kepada seluruh peserta kegiatan yang hadir dalam acara tersebut. Dengan berbagai latar belakang dan kapasitas masing-masing di bidangnya apa sebetulnya yang bisa dilakukan untuk meminimalisir dimensi kekerasan untuk selanjutnya menciptakan perdamaian.

Perdamaian adalah nilai luhur dan universal. Semua manusia pasti mendambakan perdamaian dalam hidup. Dan forum seperti ini sangatlah penting untuk menumbuhkan kesepahaman dan kerjasama untuk bisa secara sinergis mewujdkan perdamaian di muka bumi ini. Aku memang tidak intens mengikuti forum karena tersibukkan dengan urusan teknis panitia yang harus menyiapkan kendaraan ke bandara dan sebelumnya juga menjemput seluruh amu yang datang. Namun paling tidak ada beberapa hal yang sebetulnya bisa mengancam perdamaian salah satunya adalah ketidakadilan ekonomi dan peran media. Ketidakadilan ekonomi tentunya sudah sangat mafhum bagi kita. Karena jika melihat sejarah, perang dan hilangnya damai rata-rata terjadi karena masalah eknomi. Untuk menyebut contoh, kolonialisme yang dulu sempat ada di dunia ini didorong oleh salah satunya Gold dan Glory (pengejaran terhadap kemakmuran dan kejayaan atau kekuasaan).

Perang di abad 20 dan 21 pun terjadi karena perebutan lahan ekonomi/sumber kekayaan. Dan kinipun di masa globalisasi sekarang ini, ketimpangan ekonomi pun yang mengancam perdamaian di dunia baik secara internasional, regional, nasional atau bahkan lokal. Bahkan dalam tataran personla pun, beberapa hari yang lalu harian KOMPAS meliput bahwa konsumtifisme adalah pendorong (trigger) paling kuat yang menyebabkan rasio kejahatan/kriminalitas meningkat. Konsumtifisme berkaitan dengan ekonomi, dan kejahatan pun tentu berkaitan dengan Perdamaian.

So, aku senang bisa berkontribusi dalam acara ini walaupun dengan cara yang sederhana. Namun memang usaha untuk mewujudkan perdaiaman ataupun menjaganya tidak hanya cukup dengan sekedar konferensi atau diskusi, namun perlu aksi nyata di lapangan. Salah satu yang telah melakukan itu adalah kakak kelas sekaligus senior di IRM irfan Amalee. bersama temannya dia merumuskan 12 nilai dasar perdamaian menjadi panduan pendidikan untuk guru dan murid di sekolah. Katanya dia ingin membentuk Peace Generation. Yang lain yang bisa dijadikan rujukan adalah ArtGish dan tentunya masih banyak aktifis perdamaian yang lainnya. Dan favoritku tentunya icon perdamaian Mohandas Karamchand Gandhi, atau biasa disebut Mahatma Gandhi. Aku suka banget sama ungkapan dan ajarannya. Terutama yang berkaitan dengan Non Violence Action. Kalo bisa damai ngapain ribut ner ga? So, come on guys let's support this movement.

Damai Selalu bersama Mu!
Give Peace a Chance!



Post a Comment

  1. stop war! kapan dunia selesai berperang? atau akan terjadi perang dunia ketiga? hiks.

    ReplyDelete
  2. wow! dari pengalaman terlibat jadi panitia world peace forum ini, deni bisa bikin satu event khusus anak muda ttg perdamaian, mirip woodstsock. kit anamakana acara ini PEACETIVAL. r u ready?

    ReplyDelete
  3. PEACETIVAL? what a great diea.. ayolah kng kita adain?

    ReplyDelete
  4. yuph.. ketidak adilan ekoomi dan peran media..
    tapi koq bahasan tentang peranan media g terlalu di ankat.. padahal zaman sekarang pengaruh media sangat...sangaaaat besar..
    opini publik saja dalam waktu hitungan detik langsung bisa dibentuk.. dengan pengaruh media..
    siapa yang bisa jamin klo perdamaian bisa tercipta sedangkan media yang berpengaruh.. membentuk opini negatif terus menerus.. hufff...lieueueur..

    ReplyDelete

Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung