"Kalo mau beli barang perhatikan kebutuhan! bukan keinginan"
Agus Yusuf (guru kemuhammadiyahanku di pondok)

Kata-kata ini terkenal di kalangan santri De-A angkatan ku. Itu adalah kata-kata pa Agus Yusuf guru Kemuhammadiyahan kenamaan dari sejak aku kelas satu SMP sampe SMA. Wajahnya agak unik, dagunya panjang, rambutnya selalu rapi, juga bajunya, dan jalannya itu man, gagah, tangannya agak ke belakang dikit, kalo mau berkacak pinggang cucok banget. Secara aku orangnya visual, suka bandingin wajah orang, aku selalu ingat foto Kiyai Ahmad Dahlan di sudut pojok kelasku setiap ketemu pa Agus ini, mirip banget. Ciri khas dia yang paling kentara adalah tongkat kecil yang selalu dia himpit di tangannya. Tongkat yang sebenernya lebih mirip stik drum, namun biasanya dia gunakan untuk menghentikan riuh anak-anak kelasku saat pelajaran berlangsung.



Menurutku pa Agus ini adalah ustadz yang paling kreatif dalam mengajar. Paling tidak, ia adalah guru yang tau kalo kemampuan murid dalam memperhatikan pelajaran itu ga terlalu lama. Ya kalo kata teori psikologi yang pernah aku baca, kalo udah lebih 15 menit berlalu, ada dua kemungkinan yang dilakukan seorang siswa, pertama curat-coret ga jelas atau tertidur. Dan kalo udah seperti itu, yang terjadi adalah sang Guru bicara sampe berbusa dan dahaga di depan kelas, sedangkan si anak berkelana ke alam imajinasi atau alam mimpi. Sudah bisa ditebak banyak anak yang bakal tiarap tertidur lelap di atas bangku saat pelajaran kecuali kalo gurunya bisa menarik perhatian mereka.

Nah pa Agus ini adalah sedikit dari guru yang bisa bikin anak-anak melek dalam mengikuti pelajaran. Dia mengajar dengan kreatifitas. Selalu mencari cara baru dalam belajar dan mencoba cara-cara yang fun, dan efektif. Salah satu yang aku seneng adalah quis di setiap akhir pelajaran. Setiap murid yang ada dalam satu baris yang sama menjadi satu kelompok. setiap kelompok harus bersaing dengan kelompok lain untuk mendapatkan nilai yang terbanyak. ini biasa kali, nah yang luar biasa adalah setiap jawaban harus dijawab oleh tiga orang. dan itu menentukan berapa besar nilai yang akan didapat kelompok. karena setiap orang di bonusi nilai 30, so setiap kelompok harus menjawab tiga orang dengan jawaban yang benar untuk mendapat nilai 100. disinilah puncak ketegangnnya. karena setiap orang harus PD menjawab dengan yakin dan benar.

sehingga semua anak merasa tertantang dan merasa antusias dalam mengikuti pelajaran. inilah yang aku salut dari kreatifitas pak agus. namun jangan coba-coba mencontek karena bagi dia, kejujuran adalah penilaian yang utama juga dalam pelajaran kemuhammadiyahan. kalo mencontek jangan harap dapat nilai bagus.

Post a Comment

  1. siga tokoh kartun anu mexican2 kitu lah, matak silanih na oge gonjo = gonzales
    hahahahaha

    ReplyDelete
  2. Kita selalu punya guru2 yg berkesan di hati ya mas...

    ReplyDelete
  3. tp skrg dkls 6 udh g ngajar!!!! dganti pak rehan, sayang yah?? pdhl enakeun,,,

    ReplyDelete
  4. waduh mas,, agus yusuf yahh,, emg gitu koq,, di kelas lima juga dh gak ngajar da,, skrg dia udh jadi Kepala madrasah Tsanawiyah putra,,

    sekjen IRM mas???

    hahaha,,, salam aja dari IRM ranting darul arqam,,

    ReplyDelete
  5. iya...di antara guru yg asli pondok, saya juga paling suka sama pak agus...
    pak agus tahu bagaimana mengistimewakan semua anak...

    jadi kangen DA...

    ReplyDelete

Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung