Apa sebetulnya parameter keberhasilan seorang pemimpin? Dan apa ukuran keberhasilan sebuah organisasi? beberapa pertanyaan ini selalu menggelitik dan menarik untuk dikupas saat berbicara tentang sebuah kepemimpinan.

Seorang teman pernah bilang, tugas seorang pemimpin hanya satu, yaitu memimpin! Seorang pemimpin berhasil kalo ia bisa memimpin. Caranya seperti apa dan bagaiman? itu sangat relatif dengan dimana ia dan siapa yang ia pimpin. Dalam training-training dasar kepemimpinan kita mengenal istilah pemimpin yang demokratis, otoriter dan laiser faires. Semuanya baik, asal diterapkan dalam kondisi yang sesuai dengan kebutuhan.



Adakalanya kita harus otoriter, demokratis ataupun laiser faires. Dengan rekan kerja yang memiliki kemampuan dan posisi yang sama dan kualitas sama tentu kita tidak bisa memakai pendekatan otoriter. Tapi saat semua bingung dan ga tahu apa yang dilakukan tentu kita juga ga bisa pake laiser fairer, begitu juga dengan keadaan lain.

Kepemimpinan juga masalah gaya dan kecenderungan.... it is a style. Seorang pemimpin belajar dari pengalaman kepemimpinan yang ia alami. Pepatah mengatakan guru yang paling baik adalah pengalaman. Karena ia selain memberikan kesimpulan dalam dirinya atas suatu kejadian ia juga akan menduplikasi saat berada dalam posisi yang sama. Orang yang biasa hidup dalam kekerasan tentu kemungkinan besar ia tidak akan alergi dengan kekerasan. Begitu juga dengan orang yang sudah terbiasa dengan kelemah-lembutan, ia tidak akan serta merta menerima apabila ada orang yang mengasarinya.

begitu juga dalam memimpin, pengalaman personal seseorang akan sangat berpengaruh pada cara dia memimpin ornag lain.

Post a Comment

Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung