Waktu itu konsep yang unik. Ia disebut sesuatu yang tidak pernah akan habis, tapi banyak orang yang kekurnagan waktu. Ia luang tapi juga sempit. Mahal dan murah, absurd. Itu pula yang kita rasakan, terkadang dengan waktu yang melimpah ruah kita tidak mampu mencapai hal yang signifikan untuk kehidupan kita. Dan cara kita menggunakan waktu itu yang akan menentukan akan seperti apa dan menjadi apa di masa depan kita ini. Masih teringat pepatah Arab gunakan lima perkara sebelum lima perkara lainnya. Muda sebelum tua, kaya sebelum miskin, sehat sebelum sakit, luang sebelum sempit, hidup sebelum mati. Kita selalu punya kesempatan, tapi kesempatan yang akan muncul tidak akan pernah sama dengan kesempatan yang pernah muncul. Hehehe bingung ya?


Semalam saat nyaris seluruh penjuru ibukota berpesta pora merayakan pergantian tahun, diiringi dengan berbagai panggung hiburan menyajikan aneka pertunjukkan, dan kembang api yang disulut untuk memeriahkan malam tahun baru. Tapi apakah pergantian tahun harus dilaksanakan dengan cara seperti itu? Membakar berkwintal bahkan berton bahan peledak mercon sama sekali tidak ada manfaatnya. Bahkan banyak madharatnya, anak kecil tidak bisa tidur cepat, polusi udara, suara dan sampah semakin menjadi. Tapi ya itulah tahun baru sudah dikomersialisasi habis-habisan untuk dirayakan dengan selebrasi. Tapi jangan lupa untuk memaknai pergantian tahun ini.

Sejatinya tahun adalah penanda waktu, ini bisa jadi momentum untuk mengubah dan melakukan hal-hal yang lebih baik. Sebaiknya akhir tahun ini kita tutup dengan refleski apa saja yang sudah kita capai, perbuat, dan dapatkan dalam satu tahun ke belakang? Apa prestasi dan perkembangan yang sudah didapat? Mungkin dari pencapaian dan target yang di awal tahun lalu pernah dicanangkan? Evaluasi resolusi dan mencari solusinya untuk tahun ini. Ada yang menyarankan untuk membaginya ke dalam beberapa aspek misalnya seperti karir, pengembangan diri, personal dan hubungan (relasi), keuangan dan tentunya sosial dan spiritualitas. 

Maka daripada hura-hura ga jelas sebaiknya kita lakukan evaluasi untuk bahan resolusi tahun selanjutnya. Ini juga bisa dilakukan di berbagai level. Personal tentu penting kita menciptakan tujuan untuk diri kita apa yang ingin dicapai. Tapi resolusi juga bisa dibuat untuk lembaga dan organisasi. Contohnya resolusi untuk keluarga. untuk ini bisa baca artikel yang sy terjemahkan dari artikel di harvard tentang "Tiga Pertanyaan Besar untuk Keluarga agar Tidak Frantic/Kacau". Bisa juga di tingkat komunitas. Lebih bermanfaat.

Selamat Tahun Baru dan membuat Resolusi 2014. 

Post a Comment

Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung