“Sampaikan kebenaran walaupun berat konsekuensinya!”
Nabi Muhammad SAW

Menyampaikan kebenaran terkadang memerlukan keberanian yang ekstra. Apalagi jika kebenaran itu berpotensi mengganggu kepentingan pihak lain. Tentunya akan ada usaha dari pihak-pihak yang berkepentingan untuk meredam agar kebenaran tersebut tidak terungkap, bahkan tidak jarang tekanan yang dilakukan bersifat psikis dan fisik. Inilah yang coba dipotret film The Insider, dengan menampilkkan peran seorang whistle blower kunci dalam kasus konflik kepentingan kesehatan masyarakat yang pernah ada di Amerika.

Film The Insider diangkat dari kisah nyata perjuangan dan dinamika yang dihadapi oleh Dr. Jeffrey Wigand (Russel Crowe), seorang mantan eksekutif perusahaan rokok terkenal di AS, dalam mengungkap kebohongan yang dilakukan oleh perusahan tempat ia pernah bekerja. Sebagai mantan ‘orang dalam’ perusahaan rokok Wigand tahu betul keculasan dan kebohongan industri rokok dalam praktek kerjanya. Sehingga ketika ia berubah haluan tentunya Industri rokok merasa terancam kepentingannya.


Konflik diawali dengan pemecatan Wigand dari jabatan sebagai direktur reset perusahaan rokok Brown & Williamson (B&W). Pemecatan terjadi karena sikap Wigand yang tidak mendukung kebijakan perusahaan yang dengan sengaja menambahkan ramuan tertentu untuk membuat pelanggan rokok mereka menjadi lebih kecanduan. Sebagai seorang ilmuwan dan eksekutif berlatar belakang seorang ilmuwan dan pernah bekerja di beberapa perusahaan kesehatan, Wigand meyakini bahwa setiap perusahaan seharusnya memperhatikan kebermanfaatan dan kebaikan bagi konsumennya.

Wigand menganggap langkah perusahaan sebagai sebuah kesalahan karena tidak memberikan edukasi dan penjelasan yang memadai kepada pelanggannya. Menurut pengalaman kerjanya di tempat sebelumnya setiap ada produk yang membahayakan konsumen, maka perusahaan sudah selayaknya menarik produk tersebut dari peredaan. Praktek seperti ini sama sekali tidak terjadi di industri rokok. Karena mengejar keuntungan sebanyak-banyaknya, perusahaan rokok rela melakukan apapun untuk membuat produk mereka laku di pasaran. Perusahaan rokok tanpa memperhatikan konsekuensi yang akan ditimbulkan melakukan pembohongan dengan menambah zat penambah kecanduan dan menyatakan bahwa nikotin itu tidak menimbulkan adiksi.

Namun karena takut rahasianya dibongkar, sebelum melakukan PHK terhadap Wigand perusahaan menyodorkan Confediality Agreement yang mengikatnya untuk tidak membocorkan rahasia perusahaan kepada siapapun. Dengan Confidentiality Agreement inipun Wigand dan keluarga masih mendapatkan tunjangan perumahan dan kesehatan meskipun ia sudah tidak bekerja untuk B&W.

Namun semua berubah saat Wigand bertemu dengan Lowell Bergman (Al Pacino), seorang jurnalis dan produser acara 60 Minustes yang sedang melakukan investigasi atas kasus kebakaran dan industri rokok. Entah siapa pengirimnya Bergman dikirimi berkas-berkas rahasia tentang Phillip Morris. Atas rekomendasi seorang teman dari FDA (BP POM nya Amerika), Bergman kemudian ditemukan dengan Wigand dan memintanya untuk meneliti berkas tersebut sebagai bagian dari investigasi yang sedang ia lakukan. Karena Bergman tahu bahwa perannya yang sangat besar bahkan ia meminta Wigand untuk memberikan terstimoni di acara 60 minutes, sebuah talkshow investigatif terkenal di Amerika. Pada awalnya Wigand menolak melakukan hal tersebut karena menghormati Confidentiality Agreement dengan B&W. Namun atas desakan dan masukkan dari Bergman pada akhirnya Wigand setuju untuk membantu dan melakukan taping. Untuk menghindari pelanggaran terhadap Confidentiality Agreement, Wigand menjadi saksi kunci kasus perusahaan rokok lain dan memberikan kesaksian di pengadilan Missisipi.

Kesediaan Wigand untuk membantu Bergman yang kemudian menimbulkan berbagai ketegangan dan menempatkan Wigand dalam posisi dilematis. Ia ditekan oleh perusahaan rokok, tidak saja  tunjangan perumahan dan kesehatan keluarga Wigand dicabut oleh B&W, ia dan keluarga pun mendapatkan ancaman pembunuhan. Wigand sudah terlibat terlalu jauh dalam perang antara aktifis kesehatan melawan industri rokok. Ia menjadi tokoh strategis dalam pusaran konflik antara Perusahaan Rokok dan Aktifis kesehatan saat itu.

Film ini menarik terkait dengan salah satu diskursus paling hebat dalam perdebatan rokok vs kesehatan masyarakat di Amerika. Kesaksian Wigand menjadi amunisi yang sangat kuat bagi kelompok masyarakat untuk menekan industri rokok. Kapasitas Wigand sebagai mantan eksekutif perusahaan rokok dan latarbelakang akademisnya sebagai ilmuwan kimia menjadikan posisinya sangat penting. Apalagi peristiwa ini terjadi tidak lama setelah kejadian The seven Dwarves of Tobacco Industry, dimana pada saat itu, 7 CEO perusahaan rokok terkemuka di Amerika telah bersumpah di hadapan kongres bahwa nikotin itu tidak adiktif. Wigand yang juga pernah menjadi direktur riset B&W, menyatakan bahwa kesaksian para CEO tersebut merupakan sebuah kebohongan besar.

Dan pada akhirnya kebenaran akan menjadi nyata. Dengan perjuangan yang dilakukan oleh Wigand dan perjuangan-perjuangan yang lainnya industri rokok kalah telak. Pengadilan telah mengabulkan tuntutan negara bagian Missippi dan 49 negara bagian lain di Amerika dan mendenda perusahaan rokok sebesar $ 246 milliar atas kebohongan mereka menyatakan bahwa nikotin adalah bukan zat adiktif. Peristiwa ini merupakan sebuah kemenangan besar akal sehat atas industri nikoin.

Dari segi casting, pemeran film ini menjadi jaminan mutu kualitas terbaik. Jeffrey Wigand diperankan dengan amat baik oleh Russel Crowe, sementara jurnalis investagitf dari CBS diperankan oleh Al Pacino. Meskipun durasi film cukup panjang dan plot cerita yang diangkat dari kejadian nyata, namun film tetap menarik dan layak untuk ditonton.

Bagi anda yang menyukai tema konspirasi dan perjuangan untuk menegakkan keadilan atas hak warga, maka The Insider adalah salah satu Film yan wajib ditonton. Semoga film ini menginspiriasi bangsa ini, agar siuman dan penjajahan industri nikotin. Amin. 

gambar dari sini

filmnya bisa ditonton disini


Post a Comment

Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung