Bagi Kakekku yang pernah ikut perang kemerdekaan dan masa mempertahankan kemerdekaan, merdeka adalah oposite dari mati. Karena merdeka atau mati.Kalo ga mu merdeka ya mati saja. merdeka adalah kebebasan dan kesempatan. Bebas karena sekarang kita sudah bisa melakukan apapun tanpa takut sama kompeni atau bangsa kolonialis lainnya. Sekarang orang bisa pergi ke sekolah dan belajar dengan tenang. Dulu di usia belianya, hal itu adalah sebuah kemewahan. Sehingga dia selalu berpesan, isilah kemerdekaan ini dengan hal yang positif, karena kita punya kesempatan yang terbuka, yang generasi mereka tidak punya

Bagi Ibu dan Ayahku yang lahir antara tahun 50-60an, kemerdekaan bagi mereka adalah peluang untuk bisa melanjutkan hidup dengan lebih baik. Meskipun sudah membanting tulang dengan sekeras tenaga, bagi generasi mereka terkadang tidak cukup untuk mencapai kesejahteraan. Sebagian berhasil yang lainnya masih kurang beruntung. Kemerdekaan adalah saat mereka tidak mau lagi mengikuti profesi orang tuanya menjadi petani, peladang, nelayan atau profesi lama lainnya. Kemerdekaan adalah punya uang cukup untuk jadi pegawai negeri dan hidup aman dengan jaminan upah negara. Kemerdekaan adalah mendengar pejabat di DPR sana yang dulu sering berkata "atas dasar petunjuk bapak".


Bagi aku dan generasiku, kemerdekaan adalah perlombaan rakyat yang selalu dilaksanakan setiap bulan agustus, sebulan, dua minggu atau tiga minggu, tergantung panitia dan dana. Kemerdekaan adalah panjat pinang di lapangan, gobak sodor, lomba makan krupuk dan tarik tambang. Paling tidak di waktu itulah masyarakat kumpul bareng dan berada dalam kebersamaan. Umbul-umbul muncul disana sini, bendera merah putih membentang disana sini dengan erbagai ukuran dan bentuknya masing-masing. Kemerdekaan adalah saat dimana kantor-kantor pemerintahan bersolek diri menghias dengan warna dominan merah dan putih, atau ketika gapura ditegakkan dimuka gang dan gerbang desa. Merdeka rasanya tidak lebih dari kemeriahan 17 agustusan. Rasanya yang terkenal 17 Agustusannya bukan peringatan kemerdekaan.

Bagi adik-adikku? entahlah, aku juga tidak yakin apakah mreka tahu untuk apa ikut balap karun, tarik tambang dan gobak sodor itu? sekedar beramai-ramai di tengah warga ataukah mencoba refresh dari kepenatan hidup sehari-hari. Memahami kemerdekaan rasanya tidak diajarkan di sekolah. Waktu di SD, SMP, SMA dlu apalagi dbangku kuliah rasanya tidak ada yang bertanya kenapa kita merayakan 17 Agustus? untuk apa dan apa semangat yang mesti diketahui dari semua ritual itu. Yang penting seru, ramai dan dapat hadiah kecil-kecilan. Tidak kurang dan tidak lebih.

Kemerdekaan adalah perpaduan antara kebebasan, kedaulatan dan independensi. Bebas melakukan sesuatu yang kita inginkan dengan bertanggung jawab dan tidak mengganggu hak orang lain. Berdaulat dalam segala bidang terutama dalam masalah ekonomi dan politik serta budaya. Dan independen. Kata terakhir mungkin bisa dipedebatkan karena kita tidak bisa seutuhnya bebas dari ketergantungan tapi harus ada kerjasama yang saling menguntungkan dan adil. Cita cita kemerdekaan dalam pembukaan UUD dengan tegas dan jelas menjelaskan bahwa tujuan kemerdekaan adalah melindungi segenap tumpah darah indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan bangsa dan mewujudkan ketertiban dunia.

Inila semestinya yang harus kita refresh dan reinstall dalam benak kita akan makna kemerdekaan dalam setiap peringatan 17 Agustus. Bahwa merdeka yang dulu kita proklamirkan 64 tahun yang lalu memiliki tujuan yang mesti dicapai dan diperjuangkan setiap saat. Semoga Pemimpin kita dan kita semua tidak memaknai kemedekaan seperti perlombaan-perlombaan yang ada di 17 agustusan. Tidak melakukan POLITIK PANJAT PINANG:Injak kepala orang untuk mencapai puncak kekuasaan. Tapi politik kenegaraan dan kebangsaan, politik untuk kesejahteraan seluruh tumpah darah Indonesia. Tiidak pake EKONOMI LOMBA KERUPUK: Tunduk merunduk di hadapan angin IMF dan hujan Bank dunia. Tapi Ekonomi kemndirian dan kemamkumarn untuk rakyat. Ekonomi yang membuat sebagian bangsa kita tersenyum bukan menangis dan meringis dihimpit kemiskinan. bukan BUDAYA BALAP KARUNG: Muka muncul dengan penuh hedonitas sok modern sementara kaki dan pikiran terbelunggu tradisi zaman mataram. Tapi Budaya Global dan Modern, peduli lingkungan, cinta damai, egaliter, plural dan mandiri. bukan SOSIAL LOMBA KELERENG: Asyik bisa beradu dan jagoan mengadu domba. api sosial dengan penuh keihlasan.

Sajadah masih panjang membentang, dan perjalanan kita asih jauh bahkan tak bertepi. bangkit dan berdiri untuk membela negeri sesuai dengan posisi dan kapasitas masing-masing yang kita miliki. Do the Best for your Country and Nation. Merdeka!!

Post a Comment

Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung