Kata pak Taufik Ismail budaya baca bangsa Indonesia ini sangat rendahm bahkan kalah dibanding negara lain yang ada di ASEAN sekalipun. Makanya dia pernah bilang kalo di negeri kita yang mudah-mudahan masih dicintai ini sedang terjadi tragedi nol baca. Bangsa yang tidak akrab sama buku, ga familiar dengan hurup dan kata dan ya akhirnya ini berpengaruh juga sama wawasan serta horison pandang bangsa kita. Andrea Hirata dalam wawancaranya dengan sebuah koran pernah bilang kalo dia ga yakin bangsa ini punya tradisi membaca? sebuah tanda tanya besar. Sebab kalo kita perhatikan warisan dari nenek moyang bangsa ini kebanyakan berupa cerita tutur yang sampai melalui cerita dan dongeng. Aku masih ingat seorang kakak di kampung selalu punya saja cerita baru yang bisa disimak setiap harinya. Persis sepertti putri yang ada di kisah 1001 malam, tidak boleh berhenti bercerita setiap malamnya jika ingin esok hari masih melihat mentari.


Apakah memang separah itu? bisakah kita mengubahnya? Apakah bangsa yang begitu beruntung dengan kekayaan melimpah ruah seperti negeri kita ini bisa mengubah kebiasaan dan wataknya menjadi bangsa yang keranjingan membaca? Ini tentunya bukan tugas yang mudah semudah membalikkan telapak tangan! Perlu kiranya kita menganalisa sebetulnya apa penyebab dari permasalahan ini? Wow paragraf ini begitu banyak dipengaruhi berbagai pertanyaan.

Kata mas Hernowo membaca itu sebetulnya sebuah keterampilan, begitu juga dengan menulis, harus dilatih dan dibiasakan. Kalo kata Gedhe Prama untuk hidup kita perlu memiliki keahlian. Dan satu keahlian yang dia miliki yang sangat membantu kehidupannya adalah kemampuan untuk menulis dan tentunya dibantu dengan kerajinan dalam membaca. Dalam Islam membaca adalah perintah pertama yang diturunkan dalam wahyu Allah, Al-Quran. Saat nabi bertahanuts lama di Gua Hira, maka ayat pertama yang diterimanya adalah perintah membaca, iqra!

Turunnya ayat ini menjadi tonggak revolusi peradaban. Perdaban Timur Tengah yang waktu itu tertinggal jauh di belakang beberapa langkah oleh perdaban Persia, ternyata bisa bangkit dan bahkan melampaui mereka. Ternyata membaca jika diamalkan menjadi sebuah senjata yang lebih kuat daripada senjata berat pertahanan sekalipun.

Membaca itu membutuhkan energi yang cukup besar. Selain membaca, mendengarkan dan berbicara pun adalah kegiatan lain yang membutuhkan energi yang cukup besar pula. Karena ketiga hal itu membutuhkan keterlibatan potensi yang paling penting yang ada dalam seorang manusia, yaitu berpikir. Maka karena ketika kita Membaca, mendengarkan dan berbicara itu otak kita berputar begitu kencang. Tidak heran apabila banyak ornag yang sulit melakukan ketiga hal itu dengan baik. Dalam sebuah penelitian bahkan pernah disinggung bahwa 7 dari 10 orang wanita lebih memilih untuk melahirkan daripada berbicara di depan umum. Betapa kegiatan-kegiatan itu secara imaji masih dianggap sesuatu yang berat.
Maka untuk menumbuhkan budaya membaca dan menuis diperlukan pembiasaan. Seperti kata pepatah alah bisa karena biasa, alah biasa karena dipaksa. So kebiasaan ini baik itu membaca, mendengar dan berbicara pada awalnya harus diusahakan untuk dilakukan sesering mungkin. Setelah sering maka kita akan terbiasa dan bisa melakukannya dengan lebih baik.
Pada awalnya kita memaksakan, namun karena sudah biasa ia kan terbentuk menjadi kebiasaan yang terinstall secara otomatis dalam diri kita.
Seperti kegiatan lain, sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan itu akan menjadi integral dalam diri. Sehingga ketika melakukannya maka akan menjadi sesutau yang sangat ringan dan bisa dilakukan bahkan tanpa pikir-pikir dulu. Seperti kata al-Ghozali saat membahas tentang Akhlak, bahwa akhlak itu adalah hasil pembiasaan yang sudah terjadi begitu lama, sehingga kita melakukannya secara otomatis dan tanpa memerlukan pemikiran yang panjang lagi.
So, jadikanlah membaca, menulis sebagai akhlak kita, sesuatu yang kitya kerjakan berulang-ulang sehingga itu menjadi kebiasaan yang kita lakuka tanpa memerlukan pemikiran yang lebih dalam lagi. Begitu rignan.

Post a Comment

Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung