“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu uswatun hasanah (suri teladan yang baik) bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” [QS. Al-Ahzaab: 21]

Sabtu 3 Januari 2015, bertepatan dengan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Umat Islam di seantero penjuru dunia memperingatinya Maulid Nabi Muhammad SAW. Ada yang menjadikannya sebagai tradisi dengan berbagai macam acara. Namun ada juga yang memperingatinya dengan sederhana. Kontroversi hukumnya bermacam-macam ada yang bilang mubah ada yang menyebutnya bid’ah, namun kita tidak akan membicarakan apa hukum memperingati Maulid Nabi muhammad SAW. Yang pasti melakukan refleksi dan mengambil ibrah dari Sirah Nabi Muhammad SAW adalah sebuah keharusan bagi setiap Muslim.


Muhammad adalah panutan sekaligus rujukan bagaimana seorang Muslim harus berperilaku dalam menjalankan agamanya. Bahkan keagungan, kemuliaan budipekerti dan pengaruhnya terhadap dunia sudah diakui tidak saja oleh umat Muslim namun juga umat lain di seluruh dunia. Hingga saat ini tidak ada yang menyangsikan bahwa Muhammad adalah manusia yang paling berpengaruh di muka bumi. Sebagaimana ditulis oleh Michael D Hart tentang 100 tokoh yang paling berpengaruh di Dunia. Muhammad menempati urutan pertama, dan semua mengamininya. Pernah ada seorang penulis Indonesia, Arswendo Atmowiloto yang menempatkan Muhammad tidak pada posisi nomer 1 dan itu kemudian menjadi kontroversi yang panjang dan menggemparkan.

Bagi umat Islam bahkan percaya dan mengikuti sabda dan petunjuk yang disampaikan kepada Nabi Muhammad adalah salah satu rukun Iman. Diantara 6 rukun iman yang harus diimani, iman kepada Rasulullah -salah satunya Muhammad- adalah rukun iman nomer dua setelah iman kepada Allah SWT.

Mengenai iman kepad Rasul saya teringat salah satu pembahasan dalam mata kuliah Tauhid  waktu masih belajar kepada Dr. Mashri El Mahsyar dekan saya di FDI di UIN Syarif Hidayatullah dulu. Waktu itu ada kitab yang menyatakan bahwa iman kepada Rasulullah bisa jadi menempati nomer pertama secara sequensial, mendahului iman kepada Allah sekalipun. Bukan berarti bahwa itu lebih penting daripada yang lain, namun iman kepada Rasul adalah pintu gerbang yang akan membawa kita kepada rukun iman yang lain. Karena rasulullah adalah penerima dan yang menyampaikan wahyu kepada umatnya. Rasulullah adalah pembawa kabar gembira dan peringatan dari Allah SWT. Ia menerima wahyu dari Malaikat untuk disampaikan dan disebarluarkan kepada umat manusia.

Maka jika kita tidak percaya terhadap apa yang disampaikan oleh Muhammad mengenai Allah Swt, Tuhan Yang Maha Esa, mengenai adanya Malaikat-malaikat, mengenai berbagai Kitab Suci, mengenai kisah-kisah para Nabi sebelum beliau, Mengenai Surga dan neraka serta mengenai Qodho dan Qodar maka mustahil kita bisa mengiman rukun-rukun iman yang lain itu dengan kaffah. Tentu kepercayaan terhadap lima rukun lainnya itu harus didahului dengan keimanan kepada pembawa riasalahnya terlebih dahulu.

Sehingga memperingati dan mengimani seluruh ajaran Rasulullah adalah pintu gerbang pertama bagi kita untuk menuju kepada kesempurnaan iman itu sendiri. Di awal tahun 2015 ini kita disambut dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Semoga kita diberikan kekuatan untuk mengikuti segala sunnahnya dengan sebaik-baiknya. Dan menjadi pengikutnya yang baik untuk menuju kepada Keimanan yang kaffah. Amin


gambar dari sini

Post a Comment

Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung