Dunia memang tidak selalu adil, tapi hidup dimanapun kita bisa berbahagia. Kira-kira itu dua pesan yang ingin disampaikan oleh film Miracle in Cell no 7. Film yang tidak saja penuh dengan drama namun juga kisah kocak nan miris dalam hidup.

Film ini berpusat pada kisah ironis dan satir dari Yang Seo, bocah 6 tahun yg lucu dan cerdas dan Ayahnya Lee Yung Go, orang tua tunggal yang memiliki keterbelakangan mental. Mereka berdua hidup bahagia dengan penuh kebersahajaan. Yang Seo tumbuh menjadi gadis kecil yang cerdas dan mandiri. Sementara ayahnya Lee Yung Go bekerja menjadi tukang parkir di salab satu supermaket.


Drama dimulai saat Lee Yung Go dituduh melakukan pembunuhan dan pemerkosaan terhadap seorang gadis 6 tahun. Ia 'dipaksa' mengakui kejahatan itu oleh polisi hingga harus dihukum. Sementara Yang Seo harus masuk ke panti asuhan. Adegan saat Yang Seo harus berpisah akan cukup membuat kita nangis bombay.

Drama selanjutnya adalah saat Yang Seo diselundupkan ke dalam penjara oleh teman2 Yung Go. Berbagai drama, dan komedi dicampur dengan sangat apik oleh sang sutradara. Sutradara menunjukkan bahwa para napi di penja adalah orang biasa yang punya simpati dan hati nurani. Banyak adegan ditunjukkan bahwa mereka sebenarnya orang baik yang salah memilih jalan.

Namun adegan yang paling menyedihkan adalah saat Yung Go sekali lagi dipaksa untuk mengakui kejahatan yang tidak dilakukannya untuk menyelamatkan hidup anaknya. Dengan segala keterbelakangan mental yang dimilikinya Lee Yung Go dipaksa menerima ancaman hukuman mati. Betapa dendam dan kesedihan bisa membutakan hati nurani seseorang. Yung Go harus berpisah dengan anaknya.

Daripada jadi spoiler mending tonton sendiri film ini. Dijamin bagus! Di negerinya sendiri, korea Film ini menjadi Pemuncak daftar bo office film korea tahun 2013. Film bagus, jalan cerita bagus sekaligus menghibur dan mengajak kita merenung tentang hak keadilan bagi penyandang disabilitas mental di hadapan hukim.

Post a Comment

Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung