Ekonomi Indonesia saat ini diprediksi akan menjadi salah satu kekuatan penyangga Dunia. Bersama dengan negara-negara lain yang memiliki penduduk yang berada pada usia produktif, ekonomi Indonesia diprediksi akan cerah. Apalagi pertumbuhan ekonomi ini juga ditopang sebagian besar oleh konsumi domestik. Indonesia menjadi negara yang jumlah kelas menengahnya sangat banyak.

Sependek pengetahuan saya kelas menengah ini ya kelompok warga yang bisa mencukupi kebutuhan primer dan sekunder. Dia mungkin tidak bisa disebut kaya tapi tentu bukan orang miskin, karena ia punya purchasing power, kemampuan untuk membeli yang cukup tinggi.

Maka tidak heran beberapa kehidupan ekonomi bergairah sangat meriah. Motor dan mobil laku dimana-mana. Rumah dan properti juga menggeliat. Penduduk yang muda dan kemampuan membeli yang cukup tinggi membuat ekonomi kita terlihat sehat. Gaya hidup masyarakat pun mulai berubah.

Gaya Hidup Berubah Semakin Mewah 

Maka tidak heran banyak sekali penduduk yang terlihat seperti orang kaya baru. Ambil kredit ini dan itu. Beberapa orang mungkin terjebak pada lifestyle inflation. Hidup dari gaji ke gaji tapi tidak mampu menyimpan untuk bekal masa depan. Apalagi masyarakat kita ekonominya semakin baik, gaya hidup juga mulai berubah.

Lifestyle Inflation biasanya merujuk pada berubahnya gaya hidup karena keadaan yang berubah terutama dari segi penghasilan. Ketika masih menjadi mahasiswa, makan dengan tempe di pinggir jalan bukanlah masakah. Atau berjalan kaki hingga naik kendaraan umum juga hal yang biasa.

Namun setelah lulus kemudian kerja dan punya penghasilan tetap semua itu tidak lagi bisa ditoleransi. Gaya hidup kemudian berubah karena kondisi ekonomi juga berubah. Makan enak dan punya kendaraan seakan sudah menjadi kebutuhan. Kalo dulu doyan misscall dan cuma sms sekarang telpon.

Pilihan gadget pun berubah karena kemampuan yang berubah. Hp jadul atau motor lama sudah tidak menarik lagi. Semua ingin yang terbaru karena ada uang, barang bagus pun mampu dibeli. Gaya hidup mengalami inflasi, sehingga.standar gaya hidup lama.serasa tidak lagi pas di hati.

Apakah hal seperti itu wajar? Tentu jawaban masing-masing bisa berbeda. Inflasi dalam konteks ekonomi wajar terjadi. Dalam gaya hidup bahkan inflasi gaya hidup dianggap tidak bisa dihindarkan. Perubahan kesejahteraan akan mendorong orang jg mengubah standar hidupnya. Jika waktu dulu barang yang penting ada kini cari yang agak mahal untuk mengejar kualitas yang lebih bagus atau gaya terbaru.

Inflasi Gaya Hidup Bisa Menjadi Petaka

Namun satu yang perlu diingat bahwa inflasi juga bisa menjadi petaka jika tidak diatur dan dikelola. Kondisi negara akan kolaps jika inflasi mengalahkan pertumbuhan ekonomi. Akan terjadi krisis ekonomi.

Masih ingat kejadian reformasi 98? Salah satu penyebabnya adalah inflasi yang gila2an bahkan katanya hingga 35%.

Begitu pula inflasi gaya hidup. Jika inflasi gaya hidup mengalahkan peningkatan kemampuan ekonomi bersiaplah menanam kebangkrutan.

Masih ingat kisah mike tyson, manta juara tinju kelas berat dunia? Ia mampu mengumpulkan berpuluh miliar uang selama karirnya, namun karena gaya hidup yang berlebihan, ia sempat dinyatakan bangkrut.

Itu juga yang akan terjadi jika kita mengalami inflasi gaya hidup yang jauh di atas kemampuan ekonomi kita. Satu ungkapan dari teman yang masih saya ingat, "gaya dua juta" tapi kemampuan 'dua ratus rebu".

Tips Menghindari Inflasi Gaya Hidup

Inflasi gaya hidup kadang terjadi jika kita tidak memiliki konsep yang jelas mengenai keberhasilan, kesuksesan dan kesenangan. Sehingga kita mudah terpengaruh untuk mengikuti dan meniru apa yg dilakukan orang lain. Sehingga selalu merasa iri jika orang ganti barang baru seperti gadget keluaran terbaru atau kendaraan tipe mutakhir.

Salah satu cara untuk mengatasi ini ada tips yang simple tapi luar biasa dari guru saya.

Yang pertama hiduplah secara sederhana

Kebahagiaan hidup tidak selalu bisa diukur dengan barang dan kemewahan. Tapi justru kesederhanaan itu yang mulai langka ditemukan.

Yang kedua kita harus bisa memilih dan memilah mana keinginan dan mana kebutuhan

Karena terkadang keduanya serasa samar. Barang yang dibutuhkan adalah yang akan membantu meningkatkan kualitas hidup kita sehingga kita butuh. Namun keinginan terkadang itu hanya bagian dari nafsu. Mungkin sesekali atau beberapa hal bisa ditolerir untuk merasakan kepuasan. Tapi terkadang apa yang diinginkan belum tentu berguna atau dibutuhkan.

Dan yang ketiga dahulukan kewajiban dan menabung sebelum kita pakai uang untuk hal lain. 

Bayar dulu utang atau kewajiban lain akan mengurangi beban kita di jangka panjang. Kemudian biasakan menabung secara rutin. Meski menabung cuma sedikit, namun itu penting karena di masa depan itu akan sangat membantu.

Kata Safir Senduk bukan hanya soal berapa kita punya penghasilan, tapi yang juga penting adalah berapa yang bisa kita simpan.

Tapi tidak cukup disana tips keempat mungkin yang paling penting adalah berinvestasi. 

Banyak sekali instrumen investasi yang bisa dipilih seperti reksadana, saham. Emas atau deposito. Ada yang imbal hasilnya 5 - 10% dll. Tapi investasi yang paling menguntungkan adalah dengan bersedekah baik dengan harta ataupun tenaga. Sedekah dan infak adalah investasi tiada kenal rugi karena imbal hasilnya bisa 700 kali lipat.

So dar sekarang mari evaluasi gaya hidup kita supaya inflasi nya tidak terlalu tinggi.

Karena gaya 2jt tentu jadi masalah kalo kemampuan kita cuma 200rb.

image dari doctorchan

Post a Comment

Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung