Pada suatu waktu Guru saya di pondok, Pa Agus Yusuf pernah memberikan petuah bahwa anak-anak lebih membutuhkan kedua orang tuanya ketika mereka baru pada masa awal pertumbuhan. Pa Agus memberi ilusrasi dengan gambar soerang anak yang sedang memegang kedua orang tuanya ketika masih kecil. Semakin ia dewasa ia akan semakin jauh dari orang tua dan berinteraksi dengan lebih banyak manusia. Pada masa awal significant other hanya ibu dan bapak namun seiring waktu orang-ornag yang berpengaruh terhadap perkembangan psikologis seorang anak semakin bertambah banyak, ada kakak, adik, kakek, nenek, bibi dan paman guru di sekolah dan teman-teman di sekitar.




Secara strategis, orang tua (ibu dan bapak) hanya memiliki waktu beberapa tahun sebelum si anak terpapar dengan pergaulan dengan ‘orang lain’ yang lebih banyak. Waktu yang efektif bisa jadi hanya 3 tahun, 4 tahun paling banter 7 tahun sebelum seorang anak memasuki usia sekolah dan bergaul dengan teman dan orang-orang di lembaga pendidikan formal. Dan waktu itulah seorang anak sudah mulai sedikit kehilangan eksklusifitas pergaulan dengan ayah dan bundanya. Menurut pengamatan saya anak kecil rata-rata hanya anak dibawah 3 tahun yang masih suka bermain dengan ayah ibunya. Digendong kesana kemari, berjalan sambi dituntun dan menuntut untuk diajarkan berbagai macam hal baru yang ia temukan di kehidupan ini.

Bagi seorang anak mendapatkan perhatian dari ibu dan bapak adalah syarat mutlak untuk dapat tumbuh dengan baik secara psikologis. Setiap anak membutuhkan figur ayah dan ibu di masa perkembangannya terutama di masa awal perkembangannya. Figur ayah dan ibu penting agar ia dapat tumbuh dengan penuh kasih sayang yang cukup dari kedua orang tuanya.

Oleh karena itu 7 tahun pertama atau minimal 3 tahun pertama ini merupakan kesempatan emas orang tua untuk benar-benar mengajarkan berbagai hal prinsipil pada anak. Mengajarkan prinsip keluarga, penanaman karakter dan nilai-nilai prinsipil lainnya akan lebih efektif jika dapat ditanamkan pada usia ini oleh orang tuanya sendiri.

Dan pada periode ini pula kita memiliki kesempatan untuk dapat mematrikan ikatan kita sebagai orang tua kepada anak kita. Jika kita gagal untuk melakukan hal ini, tidak menutup kemungkinan ketika besar kita menjadi orang tua yang tidak kenal kepada anak kita sendiri. Atau sebaliknya anak kita sendiri menganggap kita sebagai orang asing, terasa jauh. Resiko terbesar adalah terjadinya kegagalan untuk menjalin komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak.

Sayangnya tidak semua orang tua bisa memberikan hal itu kepada anaknya. Dengan alasan kesibukan kerja terkadang kita tidak lagi sempat mengajak anak kita bermain. Berangkat pagi pulaing malam begitu seterusnya setiap hari dan tanpa disadari anak kita sudah menjadi semakin besar dan semakin bertambah dewasa. Rasanya baru kemarin kita gantikan popoknya, memotivasi untuk belajar merangkak, menuntun berjalan dan mengajarkan hal-hal kecil lain yang merupakan kemampuan dasar seorang manusia, namun sekarang ia sudah menjadi anak menjelang remaja.


Niat hati bekerja sekuat tenaga agar dapat membesarkan anak kita seideal mungkin, namun bisa jadi malah kita kehilangan masa emas untuk berinteraksi dengan anak kita tercinta. Banyak sekali orang tua yang mungkin secara tidak sadar justru menyerahkan masa keemasan ini kepada orang lain, entah itu suster, pembantu, babysitter atau kepada orang tua kita atau orang tua pasangan kita. Sehingga pada suatu saat anak kita lebih kangen sama pembantu daripada ayah dan ibundanya.

So, memulai tahun baru 2013 mari kita bertanya pada diri sendiri sudahkah kita memprioritaskan keluarga dan anak balita kita? Sudahkah kita meluangkan waktu yang cukup untuk berinteraksi bermain dan mengajarkan hal penting pada balita kita? Ataukah buah hatikita tumbuh di hadapan kita, namun ia tumbuh dengan didikan dan pelajaran dengan orang lain?

sumber gambar dari sini

Post a Comment

  1. Sering-sering share pengalaman ya mas...
    Sy sudah follow blog ms, klo boleh follow sy jg ya.. :)
    Ini blog saya :
    http://irhamroihan.blogspot.com/

    ReplyDelete

Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung