Berorganisasi merupakan kegiatan sosial. Organisasi mensyaratkan paling tidak tiga hal yatu lebih dari satu orang, ada kerjasama dan tujuan yag sama. Dan dalam setiap sendi kehidupan sejatinya kita tidak bisa terlepas dari berorganisasi. Bahkan dalam diri kita sekalipun ada organisasi yaitu antara panca indera atau organ tubuh yang ada di dalam tubuh kita.

Dalam kehidupan organisasi seorang pemimpin dihadapkan pada tugas untuk mengelola potensi orang-orang yang berada dalam organisasinya untuk menghadapi tugas dan kegiatan yang harus dihadapi sebuah organisasi. Dan salah satu tantangannya adalah menghindari manajemen tukang sate. Yaitu mengerjakan segala sesuatunya sendirian dan mengabaikan potensi anggota tim yang berlimpah.


Tukang sate biasanya melakukan segalanya sendirian, dari mulai memotong daging, memberi bumbu, mengipasi arang sampai menghidangkan satenya kepada pelanggan. Hal ini boleh saja terjadi jika kita menjadi tukang sate, tapi dalam organisasi yang lebih luas penting untuk dapat membagi tanggung jawab dan memberikan kewenangan kepada anggota tim agar semua pekerjaan bisa tertangani dengan baik. Maka kemudian dikenal pendelegasian tugas dan pembagian tugas.

Ada dua asumsi yang menjadikan seorang pemimpin atau manajer gagal melakukan delegasi yang baik. Pertama, adalah karena berpikir lebih cepat segera menyelesaikan sebuah pekerjaan daripada mengajarkan orang lain untuk menyelesaikannya sendiri. Kedua, adalah karena menganggap dirinya lebih tahu dari orang lain sehingga menganggap anggota tim lain tidak akan sanggup menyelesaikannya sendiri. Jika ini terjadi maka sang manajer akan terjebak dalam apa yang diistilahkan dengan pass the monkey. Yaitu kondisi dimana setiap permasalahan akan kembali kepada si manajer / pemimpin karena anggota yang lain merasa tidak memiliki kewenangan untuk memutuskan.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar bisa melakukan delegasi dengan baik :

1. Berpikir lebih sebagai pemimpin daripada manajer
Pemimpin mengelola orang, sedangkan manajer mengelola masalah yang muncul. Pemimpin akan mendorong rasa kepempilikan dan tanggung jawab sehingga anggota tim bisa menyelesaikan masalah yang menjadi tugasnya dengan lebih baik.

2. Menumbuhkan inisiatif dengan lebih banyak bertanya daripada memerintah
Dewasa ini ada istilah yang disebut dengan partisipatif leadership. Gaya kepemimpinan ini memaksimalkan potensi setiap anggota tim dengan tetap menjaga kesetaraan. Akan berbeda rasanya jika kita diminta untuk melakukan sesuatu dengan cara diperintah dan dengan bertanya. Dengan bertanya kita tetap mengakomodir ide dan menghargai potensi yang dimiliki oleh setiap anggota tim.

3. Memberikan delegasi sesuai dengan passion
Seseorang yang melakukan sebuah pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan minatnya maka ia akan melakukan dengan sepenuh jiwa dan akan mengeluarkan potensinya yang terbaik. Maka dengan semangat dan potensi yang dikeluarkan anggota tim akan akan menghasilkan solusi kreatif yang dihadapi.

4. Membangun pola pikir yang independen

Pola pikir yang independen dalam sebuah tim ini akan terbentuk jika seseorang mengetahui kewenangan dan batasan yang dia miliki. Jika sudah jelas tugas dan kewenangan maka ia akan berfokus pada pelaksanaan tugasnya. Untuk mencapai hal ini, mMaka setidaknya ada beberapa hal agar kondisi ini bisa terwujud yaitu apa kewenangan yang dimiliki, pengetahuan apa yang harus diketahui, dan kemampuan apa yang harus dikuasai.

5. Menyambungkan dengan Sumber Daya

Menyambungkan anggota tim dengan Sumber Daya yang dibutuhkan. Sumber Daya disini diartikan dalam arti yang luas yaitu orang/relasi, peralatan, informasi dan kesempatan untuk berkembang.

Namun dalam beberapa hal juga memang seharusnya pemimpin atau manajer ikut turun tangan langsung dalam menyelesaikan masalah dan tidak mendelegasikan kepada orang lain. Hal ini apabila kondisinya dalam keadaa seperti : Jika memang tidak ada orang yang mampu menyelesaikannya, Jika menyangkut informasi sensitive mengenai perusahaan, konflik interpersonal, atau ancaman kepada pelanggan kunci, dan   Jika itu merupakan hal yang baru, sangat pentingdan bersifat strategis, atau dalam jangkauan ang bisa dilakukan.

diadopsi dari :
Are You Delegating So It Stick? 
HARVARD Management Update Article Reprint no U0407A

gambar dari sini

Post a Comment

Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung