Salah satu pepatah dan amanat orang tua yang paling populer di sunda adalah “Jodo, bagja, pati, cilaka aya di tangan anu maha kawasa”. Pepatah ini yang sering aku dengar dan terngiang di telinga. Soal jodoh, kebahagiaan, kemalangan, dan kematian adalah rahasia tuhan. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang mampu untuk mengetahuinya secara pasti.

Setiap orang hanya bisa berusaha untuk menggapai takdirnya yang terbaik dengan cara berusaha. Namun hasil akhir dan batasan dari pencapaian itu sebetulnya sudah ditetapkan oleh Tuhan sesuai dengan qodho nya masing-masing. Aku jadi teringat kata-kata rektorku (Prof. Komarudin Hidayat) jika takdir manusia itu seperti papan catur, bidak bisa bermanuver sepanjang dan sejauh apapun asal tidak melebihi 8 kotak panjang dan 8 kotak lebarnya. So, tugas manusia sejatinya adalah berusaha dan hasilnya serahkan kepada yang maha kuasa.

Di satu sisi kesadaran seperti ini membuat manusia terhindar dari stress. Karena pada akhirnya diatas segala usaha seorang manusia ada skenario yang lebih besar dan lebih berkuasa untuk mengatur semuanya. Mungkin sebagian orang akan menuduh pemahaman seperti ini sebagai fatalistik. Karena seakan menyerahkan segalanya kepada yang maha kuasa. Namun sebenarnya tidak karena konsep ikhtiar justru jadi faktor kunci untuk meraih kebahagiaan. Kalo usaha dikit ya, hasilnya juga dikit.

Secara personal tahun ini aku awali dengan keluh kesah dan ‘pekerjaan rumah’ yang cukup banyak. Menginjak usia 26 tahun, aku memulai 2010 dengan status lajang, nganggur, belum lulus S1, dan kuliahku sudah memasuki tahun ke-8. Sementara disisi lain aku pun masih aktif sebagai ketum PP IPM hingga Juli 2010. Kondisi seperti ini secara otomotis memberiku tekanan dan pressure yang cukup kuat. Betapa tidak ketua umum ortom tingkat pusat kuliahnya molor, bahkan sampai 8 tahun. Akibatnya sepanjang tahun aku berada dalam tekanan. Memimpin IPM, mengerjakan skripsi, menghapal quran syarat wisuda, dan sembari melakukan semua akupun harus mencari penghidupan.

Awal tahun aku memulai dengan resolusi menyelesaikan kuliah dan ber-IPM di tahun terakhir dengan maksimal. Resolusi yang sederhana, namun cukup memberi tekanan yang cukup tinggi bagi diriku. Dengan semua itu di awal tahun mencari pekerjaan, ataupun menikah adalah kosakata asing dalam daftar kata yang ingin aku capai dalam hidupku di tahun 2010 ini. Kerja dan menikah adalah prioritas kedua setelah aku lulus dan mengkhatamkan amanat di IPM. Akupun memasang target baru akan menikah antara 27 – 30 tahun, tidak kurang dan tidak lebih dari usia itu.

Keluar dari Zona Nyaman

Karena tertekan aku jadi tidak bisa menikmati hidup. Karena merasa terlalu banyak target ‘besar’ yang mesti aku capai di tahun ini akhirnya hidup terasa membosankan dan bertekanan tinggi. Stress itu sudah pasti, dan katanya kalo orang ga stress mungkin dia melewatkan sesuatu dalam hidupnya. Aku kehilangan tawa yang lepas, cenderung murung dan keras pada diri sendiri. Stress membuatku malah jadi orang yang tidak terlalu efektif juga. Karena jadi lupa mengasah gergaji kalo istilah steven covey dengan seven habitsnya. Bagaimanapun harus ada waktu untuk rehat, refleksi, evaluasi dan menyegarkan diri.

Kawan dekatku sering memberi saran agar aku segera punya pacar. Selain karena usia 26 sudah cukup dewasa, katanya pacar bisa jadi motivator, inspirator dan reminder untuk tetap berusaha memperbaiki diri. Pertama kali gagasan itu aku tertawakan. Karena belum pernah punya pengalaman punya pacar, aku merasa gagasan itu tidak akan berhasil. Bukankah pacar malah akan menyita perhatian dan waktu? Berbagi hidup, berbagi perasaan dan lain sebagainya. Pada intinya malah akan bikin ribet dan tambah beban saja. Dalam hal ini aku adalah orang yang sangat konservatif, meskipun tidak menganggap pacaran itu haram atau terlarang, bagiku paling tidak dengan persfektif seperti itu aku menganggap pacaran itu makruh. Kalo bisa ga pacaran ya lebih bagus.

Bagiku mencari seorang istri pasti lebih jelas. Jelas tujuannya masa depan hubungannya. Karenanya dari sejak pertama kali bisa merasa jatuh cinta aku selalu menjadi pecinta bermata kuda. Melankolis, emosional dan selalu memuja wanita pujaan dengan agak lebay hehehe... kalo dah suka, jadi habis-habisan sukanya. Jatuh cinta seakan-akan cinta mati. Meskipun dari beberapa target yang pernah diincar tidak ada satupun yang pernah berhasil dengan sempurna. Selalu kandas di tengah jalan. Mungkin aku ga pernah punya nyali yang cukup memulai sebuah hubungan yang serius dengan perempuan. Karena ketika hubungan itu terjalin, suka sama suka, akhirnya sudah aku canangkan dari jauh hari, aku akan menikahinya. Makanya mungkin karena mikirnya kayak gini, setiap suka sama perempuan jadi nerveous duluan, grogi duluan dan mati kutu dan susah jadi perayu ulung. Malah jadi korban bulan-bulanan dari perasaan sendiri. 4 tahun, 3 tahun bahkan ada yang aku tunggu sampai 7 tahun lamanya. Penantian yang tidak berarti pada akhirnya. Hingga suatu hari aku memberanikan diri menyatakan perasaan pada perempuan yang sudah aku kenal, yang ternyata sejak 2 tahun sebelumnya sudah meluluhkan hatiku untuk mengakhiri keanggotaan sebagai anggota sekte Kejora (keluarga Jomblo Ceria). Aku memberanikan diri keluar dari zona nyaman, dan berpacaran.

Itu adalah milestone yang cukup penting dari cerita ku di tahun 2010 ini. Dan dari sanalah hidup ini mulai berubah. Ternyata betul, kalo memang niatnya untuk jangka panjang dan jelas (untuk menikah) memiliki hubungan/komitmen dengan seorang perempuan ternyata bisa membuat anda memiliki semangat lebih untuk mengubah hidup. Bukan saja langkah hidup menjadi semakin mudah, dan jelas tapi aku bahkan bisa melompat tangga beberapa kali dan membuat beberapa keputusan besar. Bukan hanya sekedar berhasil meluluskan diri dari kampus setelah kuliah lama banget, bisa menyelesaikan tugas di IPM, tapi kini sudah hadir dengan status baru dan masa depan yang semoga lebih cerah dan terarah.

Anda bisa lihat di bulan Desember ini, tidak ada lagi Deni WK, mahasiswa FDI 8 tahun, dan pengangguran. Yang ada adalah seorang suami dengan pekerjaan, yang punya istri cantik dan hidup bahagia hehehehe.

Post a Comment

Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung