Tiada terasa hari ini adalah hari kedelapan di bulan Ramadhan. Seminggu yang lalu baru saja aku munggahan –membuka puasa ramadhan- bersama keluarga di kampung cikoneng sana. Ramadhan memang bulan yang luar biasa. Perbedaannya terasa sekali dibanding dengan bulan lainnya. Terutama bagi kita yang berada di Indonesia, negeri berpenduduk terbesar di dunia. Semua orangmenyambut bulan ini dengan keceriaan yang sangat luar biasa. Tayangan televisi yang marak menyambut bulan ramadhan, juga berbagai kebiasaan warga yang khas di bulan Ramadhan. Budaya tajil dan buka puasa bersama adalah salah satunya. Dan juga keceriaan dan kehangatan sahur menambah bulan Ramadhan semakin membekas di hati.


Situasi dan kondisi seperti ini adalah hal yang sangat berharga. Karena saudara muslim kita di negara lain, terutama di negara yang bukan berpopulasi mayoritas muslim tentunya kesulitan menemukan suasana Ramadhan seperti yang kita temukan di tanah air. Disini Ramadhan tidak hanya sekedar ritual ibadah umat muslim semata, namun telah menjadi budaya bangsa Indonesia. Masih ingat hari kemarin aku mendengar di televisi sebuah gereja di Solo melakukan takjil –menyediakan makan untuk berbuka- untuk umat islam yangs edang berpuasa. Satu hal yang mungkin ga pernah terbayang, sebuah gereja menyediakan takjil.

Karena sudah menjadi budaya berbangsa di indonesia, maka Ramadhan ini menjadi perhelatan komunitas bangsa Indonesia. Di bulan Ramadhan ritme hidup pun berubah menjadi lebih teratur. Seperti berbagai macam hikmah puasa itu sendiri yang mengajarkan kita untuk bersikap jujur dan menahan diri dari hawa nafsu. Namun bagiku puasa ini selain untuk itu semua, ia juga bisa menjadi momen yang tepat dan sangat kondusif untuk menumbuhkan kebiasaan baru dalam hidup secara pribadi.

Dengan waktu yang cukup selama satu bulan, apabila kita menargetkan untuk menumbuhkan satu atau dua kebiasaan maka bulan ini adalah bulan yang sangat kondusif untuk melakukan itu. Karena suatu kebiasaan pada awalnya harus dibiasakan, harus dipaksakan baru kemudian ia kan menjadi kebiasaan kita tanpa disadari. Dalam bahasa steven covey 'kita harus terlebih dahulu membentuk kebiasaan, maka pada akhirnya kebiasaan itu yang akan membentuk kita'. Dalam bahasa agama itu disebut dengan akhlak. Menurut definisi ustadz umar ahmad baraja dalam bukunya Akhlaq li al banin, yang kurang lebih menurut beliau Akhlak adalah satu keadaan dalam diri yang sangat mudah untuk dilaksanakan karena sudah tebentuk dalam waktu yang lama melalui proses pembiasaan. Maka jika kita ingin memulai sebuah kebiasaan baru atau menghilangkan kebiasaan yang sudah lama ingin kita hilangkan, bulan Ramadhan adalah momen yang tepat untuk memulainya.

Sebagai contoh adalah kebiasaan merokok. Banyak sekali orang yang berhasil menghentikan kebiasaan merokok melalui momentum bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan memberi peluang untuk mengurangi merokok karena pada bulan ini merokok hanya dapat dilakukan saat sahur dan setelah berbuka puasa. Dengan membiasakan diri selama 30 hari melakukan hal yang sama, maka kalo diniatkan dengan baik kita bisa meninggalkan kebiasaan merokok itu.

Contoh lain misalnya ingin menumbuhkan kebiasaan bangun pagi –satu hal yang selama ini sulit aku biasakan hehehe- kita bisa juga memanfaatkan bulan ini untuk membiasakan hal itu. Karena dalam Ramadhan kita melaksanakan sahur setiap pagi buta. Karena masih menurut Steven Covey sebuah kebiasaan membutuhkan minimal 30 hari / 1 bulan untuk tumbuh dan menjadi kebiasaan. Jika seperti itu, minimal melalui satu bulan Ramadhan ada beberapa kebiasaan yang bisa kita dapatkan. Seperti biasa makan pagi, biasa bangun pagi, biasa makan 2 kali sehari, biasa tarawih setiap malam dan lain lagi. Cuma terkadang itu semua kita lakukan tanpa disengaja, maksud saya tanpa sengaja dan maksud/niat untuk dijadikan sebagai sebuah kebiasaan.

Jadi bulan ini adalah bulan yang sangat baik untuk memulai kebiasaan baru atau meninggalkan kebiasaan lama yang buruk asal dengan syarat kita juga punya niat untuk membiasakannya. Artinya dilakukan secara sadar, ada evaluasai dan ada ukurannya. Kalo yang pernah ikut pelatihan On Becoming Proactive disana ada metode 30 hari membiasakan satu kebiasaan. Teknisnya kita menuliskan satu kebiasaan yang ingin kita latih atau ingin kita hilangkan dalam jangka waktu 30 hari, dan tiap harinya kita melakukan evaluasi apakah kebiasaan itu sudah bisa ditumbuhkan atau dihilangkan.

So, bulan ini sebetulnya kesempatan emas. Mumpung masih hari kedelapan, belum terlambat untuk bagi kita untuk menetapkan kebiasaan apa yang ingin kita tumbuhkan atau hilangkan. Tulis di buku atau diari dan evaluasi setiap hari. Ingat kata bank napi "Kejahatn bukan hanya karena ada niat tapi juga karena ada kesempatan!". Nah kalo dalam hal ini "Kebiasaan bisa tumbuh bukan karena hanya ada kesempatan di bulan Ramadhan tapi juga harus ada niat!". Selamat bermetamorfosa di bulan Ramadhan!.

Post a Comment

  1. mmm...kebiasaan yg ingin ditumbuhkan setelah ramadhan, saya ingin bisa seperti lg ramadhan, bisa tamat al-quran dalam satu bulan^^

    ReplyDelete

Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung